Senin, 23 Juni 2014

Perang Teluk 1 : Irak-Iran


PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sebab umum perang Iran – Irak :
1.      Kedua negara tidak mau mengakui keunggulan masing – masing
2.      Masalah minoritas etnis, pada zaman Syah Iran mendukung perjuangan otonomi suku Kurdi di Irak sedangkan Iran mendukung minoritas Arab di Iran yang memperjuangkan kebebasan yang lebih besar atau bahkan pemisahan.
3.      Perbedaaan orientasi politik luar negeri, sampai beberapa waktu lalu Irak adalah Pro-Uni Soviet, sedangkan Iran adalah Pro-Barat.
4.      Irak beruasaha untuk merebut kembali beberapa daerah Arab yang telah di klaim oleh Iran (Shatt al – Arab dan tiga pulau kecil di selat Hormus menurut perjanjian Algiers tahun 1975).
Sebab Khusus Perang Iran – Irak 
1.      Adanya serangan granat pada tanggal 1 April 1980 terhadap wakil PM Irak Tariq Aziz yang diduga didalangi oleh Iran.
2.      Adanya pengusisran ribuan keturunan Iran oleh Sadam, serta melancarkan serangan yang sengit terhadap pribadi Khomeini dan membatalkan perjanjian Algiers. Sedangkan Menlu Iran Shodeh Godzadeh berjanji untuk menumbangkan rezim Baath yang berkuasa di Irak serta memutuskan hubungan diplomatik.
3.      Kedua negara saling menempatkan pasukan masing – masing di daerah perbatasan dalam jumlah  yang cukup besar (Subaryana, 1997 : 28 – 29).[1]
Ketegangan hubungan Irak-Iran mulai meningkat ketika pada tahun 1975 melanggar perjanjian perbatasan dengan Iran. Pejabat Irak mengatakan bahwa Iran menyerang instalasi ekonomi Irak di Sungai Shatt al-Arab. Sumber lain mengatakan Iran menembak cadangan minyak Irak di wilayah Basra, selatan Irak dan membakarnya. Bagian selatan Sungai Shatt al-Arab ini merupakan bagian dari perbatasan kedua negara, menuju Teluk dan menjadi jalur pasokan utama minyak menuju Barat. Perbatasan ini menjadi awal pemicu peperangan. Disamping itu ada kekhawatiran pemimpin Irak nomor satu, Saddam Husein atas perlawanan Syiah yang dibawa Imam Khoemeni dalam revolusi Iran.[2]
Dalam serangannya, Irak menginginkan kemenangan cepat atas Iran dengan memanfaatkan situasi internal Iran yang masih belum stabil pasca revolusi Islam. Irak juga berharap bahwa masyarakat di Iran akan menyalahkan pemerintahan baru Iran dan kemudian sebagian dari mereka terutama dari golongan Arab Sunni  akan mengarah kepada Irak.
Serangan dari pasukan udara Irak berhasil menghancurkan gudang amunisi serta jalur transportasi darat, namun sebagian besar pesawat Iran tetap utuh karena terlindung dalam hanggar yang terproteksi khusus. Kegagalan Irak menghancurkan pesawat-pesawat tempur Iran dalam serangan kejutan tersebut memberi peluang bagi Iran untuk melancarkan serangan udara balasan ke Irak.
Perang Terbuka meletus pada tanggal 22 September 1980. Sebelumnya selama tiga minggu telah terjadi pertempuran diperbatasan kedua negara. Irak mengebom pesawat-pesawat Iran dan pangkalan logistik Iran termasuk Bandara Internasional Teheran. Taktik yang digunakan seperti pertahanan Parit, pos-pos pertahanan senapan mesin, serangan dengan Bayonet, penggunaan kawat berduri, gelombang serangan manusia serta penggunaan senjata kimia (gas mustard) secara besar-besaran oleh tentara Irak untuk membunuh pasukan Iran dan juga penduduk sipilnya seperi yang dialami suku Kurdi diutara Irak. Dalam perang tersebut dipercaya lebih dari satu juta tentara serta warga sipil Irak dan Iran tewas selama pertempuran berlangsung. Walaupun Irak tidak mengeluarkan pernyataan perang, tentaranya gagal dalam misi mereka di Iran dan akhirnya serangan Irak dapat dipukul  mundur Iran. Selanjutnya PBB meminta adanya genjatan senjata, namun pertempuran tetap berlanjut sampai tanggal 20 Agustus 1988.[3]
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Hal yang belum ada dalam sumber Referensi
Sumber militer barat mengatakan angkatan bersenjata Iran sedang siap-siap melancarkan ofensif besar-besaran disepanjang perbatasan Irak-Iran. Serangan ini direncanakan akan dilakukan sebelum musim panas berakhir. Pertempuran ini diperkirakan akan sama dahsyatnya dengan periode awal peperangan kedua negara sekitar 3 tahun lalu, Iran dalam hal ini berusaha sekuat mungkin menimbulkan kerugian material serta jiwa orang Irak. Hitungan kasar menunjukkan selama berlangsung perang antar kedua negara tak kurang dari 173.000 jiwa manusia lenyap dan 250.000 orang cedera. Dan anehnya walaupun perang ini sudah berjalan cukup lama dan menelan korban jiwa yang begitu besar. Pertempuran masih tetap tidak bergeser dari garis batas internasional antarkedua negara. Seperti apa yang terjadi dalam Perang Dunia 1, Iran-Irak saling baku hantam digaris perbatasan negaranya. Mereka menggali parit-parit perlindungan serta membuat pos pengintai dibatas kedaulatan negaranya tersebut. Iran dengan jumlah penduduk 40 juta jiwa serta sumber penghasilan minyak bumi yang masih saja mengalir. Kemungkinan mempunyai jangkauan lebih luas dalam Perang tersebut jika dibandingkan dengan Irak yang berpenduduk 14 juta jiwa serta ladang minyak buminya yang mulai kandas digasak Iran. Muhi adalah komandan brigade disalah satu sektor medan perang. Pertanyaannya sebenarnya merupakan pandangan umum dikalangan rakyat Irak mengenai kemungkinan berhentinya perang hanya setelah Khomeini tutup usia. Dari seberang perbatasan kolonel Muhi menunjukan kota Qair E-Shirin yang berantakan digasak artileri Irak. Sekarang dikota itu terkurung sekitar 2 brigade yang terdiri dari 13 sampai 16.000 personil militer Iran. Muhi juga mengatakan jika ofensif Iran benar-benar akan dilancarkan dalam waktu dekat ini, kemungkinan mereka tidak akan menggunakan cara keroyokan seperti yang dilakukan pada masa lalu dengan dukungan pengawal revolusi. “Iran banyak belajar dari pangalaman perang selama ini. Dan mereka tidak akan memakai pengawal revolusi lain, sebab tentara professional tampaknya justru lebih unggul”. Dan sebaliknya, Irak juga makin mengerahkan pasukannya. Moral mereka tambah tinggi. Persenjataan secara logistic berjalan lancar. Pengalaman perang membuat mereka menjadi lebih matang. [4]

B.     Penyebab Perang Teluk 1 berlangsung lama sampai 8 Tahun
Kejadian ini bermula pada berlarut-larutnya permusuhan yang terjadi antara kerajaan Mesopotamia yang terletak di lembah sungai Tigris-Eufrat, yang kini sudah menjadi sebuah negara Irak modern dengan kerajaan Persia atau negara Iran modern. Tahun 1980 Saddam menyerang Iran dgn harapan menguasai wilayah dan minyak Iran. Selain itu ada sentimen Arab melawan Persia dan Sunni melawan Syi’ah.
Prediksi Irak dalam Perang Teluk 1 sangat meleset. Perang yang semula diperkirakan akan berlangsung singkat, namun kenyataan yang ada sangatlah berbeda yaitu berlarut sampai 8 tahun. Diluar dugaan Iran mampu memberikan perlawanan gigih dan secara bertubi-tubi melancarkan serangan-serangan udara dan laut, bukan saja terhadap sasaran-sasaran militer melainkan juga sasaran-sasaran ekonomi. Awal tahun 1981,Iran yang tertekan sempat berusaha melakukan serangan balasan kepada Irak, namun gagal karena presiden Iran, Bani Sadr, nekat memimpin langsung pasukan reguler Iran sekalipun dia hanya memiliki pengetahuan militer yang minim. Ia mengirimkan 3 resimen pasukan reguler tanpa didukung oleh Pasadar dan tidak memperhitungkan waktu serangan di waktu hujan yang bakal menyulitkan suplai logistik. Akibatnya, pasukan Iran dikepung pasukan Irak dan banyak dari kendaraan lapis baja Iran yang hancur atau perlu ditinggalkan karena terjebak dalam lumpur. Pesawat-pesawat F-4 milik Iran melakukan serangan ke wilayah Irak dan secara efektif berhasil melumpuhkan sejumlah titik penting di Irak. Keberhasilan tersebut membuat pasukan udara Iran terlihat lebih superior dibanding pasukan udara Irak. Namun, kurangnya amunisi dan suku cadang yang hanya bisa didapatkan dari AS mantan sekutu Iran yang berbalik memusuhi mereka pasca revolusi Islam  membuat Iran lebih banyak memakai helikopter yang dipasangi persenjataan darat sebagai pendukung dari udara.
Sebagai akibatnya Irak tidak berhasil menguasai kota-kota sasaran ofensifnya dengan cepat dan kemajuan-kemajuannya harus dibayar mahal. Banyak instalasi minyak, khususnya kilang-kilang minyaknya mengalami kerusakan berat. Dalam keadaan tesebut Irak juga terpaksa menyerang sasaran-sasaran ekonomi Iran termasuk instalasi minyak di provinsi Khuzestan yang semula dihindarinya. Dengan demikian perekonomian kedua negara mendapat pukulan berat. Untuk sementara waktu ekspor minyak melalui Teluk dan Selat Hoormuz terpaksa dihentikan dan penadapatan minyak berkurang.[5]

C.    Intervensi atau Campur Tangan Asing (Persenjataan, Motif Ekonomi, Motif Politik)
Tidak dapat dipungkiri bahwa Timur Tengah memiliki magnet yang selalu menyedot perhatian dunia. Akibatnya, kawasan ini selalu menjadi ajang pertarungan berbagai kekuatan dunia dari waktu ke waktu untuk menguasai dan mengontrolnya. Terdapat beberapa faktor yang membuat Timur Tengah selalu membuat kekuatan dunia ingin campur tangan di dalamnya.
Dimulailah era baru pemerintahan Iran yang pro-Amerika Serikat dipimpin oleh Reza Pahlevi atau biasa disebut Syah. Seperti biasa, hak pengeboran minyak bumi menjadi milik Amerika Serikat dan Inggris. Sebagai imbalannya, pemerintahan Syah Reza Pahlevi pun mendapat sokongan tanpa henti dari negara adidaya tersebut. Era demokrasi Amerika Serikat ini bukan tanpa konsekuensi. Iran yang secara langsung berbatasan dengan Uni Sovet kala itu, mau tidak mau ikut terlibat dalam panasnya perang dingin. Benar-benar sungguh di luar dugaan. Bahkan mungkin di luar dugaan para ahli politik dan intelijen Amerika Serikat saat itu. Pemerintahan Kerajaan Iran yang Pro- Amerika Serikat tiba-tiba digulingkan oleh pemerintahan Revolusioner Islam Iran. Iran yang semula sekutu kini menjadi musuh utama Amerika Serikat. Dan celakanya, peralatan militer Iran buatan Amerika Serikat yang selama ini diinvestasikan untuk melawan Uni Soviet, kini berada di tangan musuh Amerika Serikat, tidak terkecuali F-14 milik Iran. Revolusi Iran secara nyata banyak menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat internasional, dan hal itu benar-benar dimanfaatkan betul oleh Saddam Hussein untuk menginvasi bagian barat Iran. Ibarat memancing di air keruh, militer Irak secara mengejutkan menginvasi bagian barat Iran tanpa memberi kesempatan bagi angkatan bersenjata Iran kala itu untuk bersiap. Hal ini justru menimbulkan sentimen anti Irak pada rakyat Iran. Semula sebagaian diantara mereka meragukan pemerintahan Revolusi Islam yang baru, namun keraguan itu terkalahkan oleh kebencian mereka terhadap Irak yang memanfaatkan kesempatan pengalihan kekuasaan di Iran untuk menginvasi negara mereka. Dan rakyat Iran pun bersatu untuk mengusir penjajah dari tanah mereka.[6]
Posisi strategis Timur Tengah yang merupakan pintu gerbang ke berbagai tempat dunia, yaitu Eropa, Asia dan Afrika. Dengan demikian, maka dengan mengontrol kawasan ini maka secara otomatis mengontrol sebagian besar mobilitas dunia. Faktor historis Timur Tengah yang penuh dengan kejayaan dan kebanggaan. Lihatlah Palestina yang menjadi tempat suci tiga agama besar dunia; Islam, Kristen dan Yahudi. Selanjutnya, kawasan ini juga menjadi tempat lahir dan berkembangnya agama-agama besar dunia; Islam di Saudi Arabia dan Kristen dan Yahudi di Palestina. Peradaban-peradaban besar dunia juga pernah ada dan masih masih menyisakan peninggalannya di kawasan ini, seperti pyramid di Mesir dan peninggalan-peninggalan masa lampau yang berserakan di Irak dan Kota Batu Kuno di Perta Yordania.
Karena faktor minyak yang merupakan bagian terbesar dunia yang berada di kawasan ini. Tercatat bahwa Arab Saudi dan Irak sebagai produsen minyak bumi terbesar di dunia, belum lagi jika ditambahkan dengan Iran, Uni Emirat Arab, Oman, Bahrain, Kuwait dan Yaman.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan campur tangan asing di Timur Tengah adalah untuk menguasai beragam keunggulan dan kelebihan yang dimiliki kawasan ini sebagai ‘ibu kota’ dan pusatnya dunia.[7]
Sebagaimana diketahui bahwa Iran yang mewarisi kejayaan masa lalu Persia dalam kurun waktu yang lama berada dibawah penguasaan Shah Reza yang didukung oleh Barat, utamanya Amerika Serikat, sekaligus sekutu utamanya di Timur Tengah. Akan tetapi setelah terjadinya Revolusi Islam tahun 1979 pimpinan ulama karismatik Syiah Ayatullah Komeini yang mengubah bentuk Iran menjadi Republik Islam sekaligus mengusir Shah Reza menuju pengasingan, maka Iran berubah menjadi musuh bagi Barat. Hal ini karena kebijakan-kebijakan pemerintah Iran yang diterapkan Ayatullah Komeini sangat anti Barat. Akibatnya, beragam upaya dilakukan Barat untuk menghambat perkembangan Iran dibawah kekuasaan Ayatullah Komeini seperti pengucilan dari percaturan dunia, meskipun tidak pernah berhasil. Keberhasilan Iran memukul balik Irak dan berbalik menjadi negara penyerbu membawa kekhawatiran tersendiri bagi Amerika Serikat yang memutuskan untuk membantu Irak sejak tahun 1982. Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan menyatakan bahwa Amerika Serikat akan berusaha dengan cara apapun untuk mencegah Irak kalah. Bantuan Amerika Serikat beserta negara-negara sekutunya ke Irak yang diketahui mencakup bantuan teknologi, alutsista, dan intelijen. Dukungan untuk Irak juga datang dari Uni Soviet dan Liga Arab.
Keberpihakan terang-terangan Amerika Serikat ke Irak, maka cukup mengejutkan ketika Amerika Serikat diketahui juga membantu Iran dengan jalan menjual persenjataan ke Iran secara diam-diam. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah dominasi dari pihak pemenang di kawasan tersebut.
Pada Tahun 1987-1988 Perang Tanker berdampak pada negara netral seperti Kuwait akan meminta bantuan kepada Negara Barat tahun 1986. Uni Soviet adalah negara pertama yang merespon dengan mengirimkan kapal-kapal perangnya untuk mengawal kapal Tanker Kuwait. Kebijakan Uni Soviet lalu diikuti oleh Amerika Serikat pada tahun 1987 yang sebenarnya sudah didekati Kuwait lebih dulu.
Faktor pendorong utama ikut campurnya Amerika Serikat dalam Perang Irak-Iran disebabkan karena kapal perangnya ditenggelamkan oleh pesawat tempur Irak sehingga 13 awak kapalnya meninggal. Irak meminta maaf kepada Amerika Serikat sambil mengatakan bahwa itu adalah kecelakaan dan permintaan maaf Irak diterima oleh Amerika Serikat. Ironisnya, sesudah insiden itu Amerika Serikat justru menyalahkan Iran dengan alasan Iranlah yang menyebabkan peperangan semakin berkobar. Tuduhan Amerika Serikat lalu diikuti tindakan Amerika Serikat mengirim armada lautnya untuk mengawal kapal-kapal tanker milik Kuwait yang mengibarkan bendera Amerika Serikat.
Tujuan utama Amerika Serikat dalam penerjunan armada lautnya di sekitar Teluk adalah untuk mengisolasi Iran dan menjaga agar kapal-kapal bebas berlayar di sana. Amerika Serikat baru melancarkan serangan langsung ke Iran dengan menghancurkan kilang minyak Iran di ladang minyak Rostam setelah pasukan Iran menenggelamkan kapal tanker Kuwait berbendera Amerika Serikat, Sea Isle City. Setahun kemudian, tepatnya bulan April 1988, Amerika Serikat kembali menyerang kilang minyak & kapal-kapal perang Iran setelah kapal perangnya, USS Samuel B. Roberts, tenggelam akibat ranjau laut Iran.[8]
Berdasarkan dampak yang dirasakan dalam Krisis Teluk 1, maka Amerika Serikat dan Uni Soviet tidak hanya mengikuti jalannya peperangan dengan seksama, tetapi juga mengambil langkah-langkah untuk mengamankan kepentingan-kepentingan mereka dan mungkin juga memperbaiki kedudukan masing-masing. Bagi Washington, Krisis Teluk 1 merupakan suatu peluang untuk memulihkan kedudukannya di kawasan. Demikian juga bagi saingannya Uni Soviet bisa terbuka kesempatan untuk membantu unsur-unsur kiri di Irak maupun di Iran apabila terjadi perebutan kekuasaan akibat kekalahan dalam peperangan tersebut. Keberhasilan golongan kiri  untuk merebut kekuasaan disalah satu negara akan memperbaiki kedudukan Uni Soviet di kawasan, terutama jika Uni Soviet berhasil menempatkan orang-orangnya pada puncak kekuasaan seperti terjadi di Afganistan.
Amerika Serikat dan Uni Soviet telah sepakat untuk tidak campur tangan dalam peperangan ini. Pertama, karena menyadari behwa intervensi yang satu akan memancing intervensi yang lain dan dengan demikian terjadi konfrontasi bersenjata antara mereka. Kedua, keterlibatan Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam Krisis Teluk 1 hanya akan mempersulit penyelesaian sengketa Irak dan Iran. Ketiga, jika Amerika Serikat dan Uni Soviet melakukan intervensi dalam Krisis Teluk 1, maka akan dikutuk oleh negara-negara lain yang berusaha membatasi konflik tersebut dan menyelesaikannya secara damai. Selanjutnya kedua SuperPower berkepentingan bahwa peperangan ini tetap terbatas pada kedua negara dan tidak ada pihak yang keluar sebagai pemenang.
Amerika Serikat juga berkepentingan bahwa peperangan ini tidak melibatkan negara-negara lain dikawasan karena menyadari bahwa hal itu akan mengganggu keamanan arus minyak dari Teluk ke negara-negara Barat dan Jepang. Iran telah mengancam akan menyerang negara-negara lain dikawasan yang membantu Irak dan mempunyai kemampuan untuk menhancurkan instalasi –instalasi minyak mereka. Selain itu, Iran mampu menutup selat Hoormuz sehingga menghentikan arus minyak. Oleh karena itu Amerika Serikat berusaha sekuat tenaga untuk mencegah negara-negara lain membantu Irak dan menandaskan bahwa pengiriman empat pesawat peringatan dini ke Arab Saudi semata-mata untuk memperkuat pertahanan negara dan bahwa Washington tetap bermaksud netral dalam Krisis Teluk 1.
Godaan bagi Uni Soviet untuk turun tangan dalam Krisis Teluk 1 bisa menjadi lebih besar. Dengan menguasai kawasan Teluk Parsi, Uni Soviet bisa menundukkan negara-negara Eropa Barat dan Jepang. Sejak pergolakan di Iran, Amerika Serikat meningkatkan kemampuan militernya diperairan sekitarnya dan menyusul invasi Uni Soviet ke Afganistan.


BAB III
KESIMPULAN

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa banyak yang melatarbelakangi terjadinya perang antara Irak dan Iran. Pertama Kejadian ini bermula pada berlarut-larutnya permusuhan yang terjadi antara kerajaan Mesopotamia yang terletak di lembah sungai Tigris - Eufrat, yang kini sudah menjadi sebuah negara Irak modern dengan kerajaan Persia atau Iran modern. Pada Periode Tahun 1980-1982 Irak mulai menyerang Iran dengan tujuan Menguasai wilayah-wilayah strategis serta kaya minyak di Iran, Mencegah tersebarnya revolusi Islam yang dibawa oleh Ayatullah Khoemeni di wilayah tersebut. Peperangan dimulai dari negara Irak yang memulai melancarkan serangan ke Iran, tetapi Iran tidak selemah yang Irak kira, ternyata Iran bisa membalik keadaan dan akhirnya Irak dipukul mundur, hal itulah yang membuat Perang Irak-Iran menjadi sangat panjang dan berdampak pada stabilitas ekonomi dan politik masing-masing negara.
Amerika Serikat dan Uni Soviet telah sepakat untuk tidak campur tangan dalam peperangan ini. Pertama, karena menyadari behwa intervensi yang satu akan memancing intervensi yang lain dan dengan demikian terjadi konfrontasi bersenjata antara mereka. Kedua, keterlibatan Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam Krisis Teluk 1 hanya akan mempersulit penyelesaian sengketa Irak dan Iran. Ketiga, jika Amerika Serikat dan Uni Soviet melakukan intervensi dalam Krisis Teluk 1, maka akan dikutuk oleh negara-negara lain yang berusaha membatasi konflik tersebut dan menyelesaikannya secara damai. Selanjutnya kedua SuperPower berkepentingan bahwa peperangan ini tetap terbatas pada kedua negara dan tidak ada pihak yang keluar sebagai pemenang.
 Pada tahun 1988, arah pertempuran mulai kembali ke arah Irak di mana Irak berhasil meraih beberapa kemenangan penting atas Iran. Perang akhirnya berakhir setelah Iran menerima Resolusi Dewan Keamanan PBB 598 dan secara resmi mengakhiri perang yang sudah terjadi selama 8 tahun pada tanggal 20 Agustus 1988.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :
Isawati. 2012. Sejarah Timur Tengah (Sejarah Asia Barat Daya) Jilid 1, Dari Peradaban Kuno Sampai Krisis Teluk 1. Yogyakarta : Penerbit Ombak
Kirdi Dipoyudo. 1977. Timur Tengah Dalam Pergolakan. Jakarta : Centre For Strategic And International Studies
______________. 1981. Timur Tengah Pusaran Strategis Dunia. Jakarta : Centre For Strategic And International Studies
M. Riza Shihbudi.1991. Islam, Dunia Arab, Iran : Bara Timur Tengah. Jakarta : Mizan

Sumber Internet :
http://danzberdikari.blogspot.com/2012/12/tragedi-perang-berdarah-irak-iran-1980.html (diakses tanggal 30 Desember 2013)
http://roedijambi.wordpress.com/tag/perang-irak-iran/ (diakses tanggal 31 Desember 2013)
http://bungfey.wordpress.com/2013/02/03/perang-iran-irak/(diakses tanggal 31 Desember 2013)
http://returnfalse.wordpress.com/2009/12/05/f-14-tomcat-sang-pembunuh-mig-sang-penyelamat-bangsa/ (diakses tanggal 1 Januari 2014)



[1] http://bungfey.wordpress.com/2013/02/03/perang-iran-irak/
[2] Akhmad Iqbal. Perang-Perang paling berpengaruh di Dunia (Yogyakarta : PT.Niaga Swadaya, 2010) hlm.170.
[3] M.Riza Sihbudi, Islam, Dunia Arab, Iran. Bara Timur Tengah (Bandung : Penerbit Mizan, 1991), hlm.135-142.
[4] Sumber Koran tahun 1980-1988 yang diperoleh di Monumen Pers Surakarta pada hari Jumat, 27 Desember 2013.
[5] Isawati.Sejarah Timur Tengah (Sejarah Asia Barat Jilid 1) dari Perdaban Kuno Sampai Krisis Teluk 1 (Yogyakarta : Penerbit Ombak) hlm. 122
[6]http://returnfalse.wordpress.com/2009/12/05/f-14-tomcat-sang-pembunuh-mig-sang-penyelamat-bangsa/
[7] http://roedijambi.wordpress.com/tag/perang-irak-iran/
[8]  http://danzberdikari.blogspot.com/2012/12/tragedi-perang-berdarah-irak-iran-1980.html

1 komentar:

  1. KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل

    KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل


    KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل

    BalasHapus