Senin, 23 Juni 2014

Perang Teluk 1 : Irak-Iran


PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sebab umum perang Iran – Irak :
1.      Kedua negara tidak mau mengakui keunggulan masing – masing
2.      Masalah minoritas etnis, pada zaman Syah Iran mendukung perjuangan otonomi suku Kurdi di Irak sedangkan Iran mendukung minoritas Arab di Iran yang memperjuangkan kebebasan yang lebih besar atau bahkan pemisahan.
3.      Perbedaaan orientasi politik luar negeri, sampai beberapa waktu lalu Irak adalah Pro-Uni Soviet, sedangkan Iran adalah Pro-Barat.
4.      Irak beruasaha untuk merebut kembali beberapa daerah Arab yang telah di klaim oleh Iran (Shatt al – Arab dan tiga pulau kecil di selat Hormus menurut perjanjian Algiers tahun 1975).
Sebab Khusus Perang Iran – Irak 
1.      Adanya serangan granat pada tanggal 1 April 1980 terhadap wakil PM Irak Tariq Aziz yang diduga didalangi oleh Iran.
2.      Adanya pengusisran ribuan keturunan Iran oleh Sadam, serta melancarkan serangan yang sengit terhadap pribadi Khomeini dan membatalkan perjanjian Algiers. Sedangkan Menlu Iran Shodeh Godzadeh berjanji untuk menumbangkan rezim Baath yang berkuasa di Irak serta memutuskan hubungan diplomatik.
3.      Kedua negara saling menempatkan pasukan masing – masing di daerah perbatasan dalam jumlah  yang cukup besar (Subaryana, 1997 : 28 – 29).[1]
Ketegangan hubungan Irak-Iran mulai meningkat ketika pada tahun 1975 melanggar perjanjian perbatasan dengan Iran. Pejabat Irak mengatakan bahwa Iran menyerang instalasi ekonomi Irak di Sungai Shatt al-Arab. Sumber lain mengatakan Iran menembak cadangan minyak Irak di wilayah Basra, selatan Irak dan membakarnya. Bagian selatan Sungai Shatt al-Arab ini merupakan bagian dari perbatasan kedua negara, menuju Teluk dan menjadi jalur pasokan utama minyak menuju Barat. Perbatasan ini menjadi awal pemicu peperangan. Disamping itu ada kekhawatiran pemimpin Irak nomor satu, Saddam Husein atas perlawanan Syiah yang dibawa Imam Khoemeni dalam revolusi Iran.[2]
Dalam serangannya, Irak menginginkan kemenangan cepat atas Iran dengan memanfaatkan situasi internal Iran yang masih belum stabil pasca revolusi Islam. Irak juga berharap bahwa masyarakat di Iran akan menyalahkan pemerintahan baru Iran dan kemudian sebagian dari mereka terutama dari golongan Arab Sunni  akan mengarah kepada Irak.
Serangan dari pasukan udara Irak berhasil menghancurkan gudang amunisi serta jalur transportasi darat, namun sebagian besar pesawat Iran tetap utuh karena terlindung dalam hanggar yang terproteksi khusus. Kegagalan Irak menghancurkan pesawat-pesawat tempur Iran dalam serangan kejutan tersebut memberi peluang bagi Iran untuk melancarkan serangan udara balasan ke Irak.
Perang Terbuka meletus pada tanggal 22 September 1980. Sebelumnya selama tiga minggu telah terjadi pertempuran diperbatasan kedua negara. Irak mengebom pesawat-pesawat Iran dan pangkalan logistik Iran termasuk Bandara Internasional Teheran. Taktik yang digunakan seperti pertahanan Parit, pos-pos pertahanan senapan mesin, serangan dengan Bayonet, penggunaan kawat berduri, gelombang serangan manusia serta penggunaan senjata kimia (gas mustard) secara besar-besaran oleh tentara Irak untuk membunuh pasukan Iran dan juga penduduk sipilnya seperi yang dialami suku Kurdi diutara Irak. Dalam perang tersebut dipercaya lebih dari satu juta tentara serta warga sipil Irak dan Iran tewas selama pertempuran berlangsung. Walaupun Irak tidak mengeluarkan pernyataan perang, tentaranya gagal dalam misi mereka di Iran dan akhirnya serangan Irak dapat dipukul  mundur Iran. Selanjutnya PBB meminta adanya genjatan senjata, namun pertempuran tetap berlanjut sampai tanggal 20 Agustus 1988.[3]
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Hal yang belum ada dalam sumber Referensi
Sumber militer barat mengatakan angkatan bersenjata Iran sedang siap-siap melancarkan ofensif besar-besaran disepanjang perbatasan Irak-Iran. Serangan ini direncanakan akan dilakukan sebelum musim panas berakhir. Pertempuran ini diperkirakan akan sama dahsyatnya dengan periode awal peperangan kedua negara sekitar 3 tahun lalu, Iran dalam hal ini berusaha sekuat mungkin menimbulkan kerugian material serta jiwa orang Irak. Hitungan kasar menunjukkan selama berlangsung perang antar kedua negara tak kurang dari 173.000 jiwa manusia lenyap dan 250.000 orang cedera. Dan anehnya walaupun perang ini sudah berjalan cukup lama dan menelan korban jiwa yang begitu besar. Pertempuran masih tetap tidak bergeser dari garis batas internasional antarkedua negara. Seperti apa yang terjadi dalam Perang Dunia 1, Iran-Irak saling baku hantam digaris perbatasan negaranya. Mereka menggali parit-parit perlindungan serta membuat pos pengintai dibatas kedaulatan negaranya tersebut. Iran dengan jumlah penduduk 40 juta jiwa serta sumber penghasilan minyak bumi yang masih saja mengalir. Kemungkinan mempunyai jangkauan lebih luas dalam Perang tersebut jika dibandingkan dengan Irak yang berpenduduk 14 juta jiwa serta ladang minyak buminya yang mulai kandas digasak Iran. Muhi adalah komandan brigade disalah satu sektor medan perang. Pertanyaannya sebenarnya merupakan pandangan umum dikalangan rakyat Irak mengenai kemungkinan berhentinya perang hanya setelah Khomeini tutup usia. Dari seberang perbatasan kolonel Muhi menunjukan kota Qair E-Shirin yang berantakan digasak artileri Irak. Sekarang dikota itu terkurung sekitar 2 brigade yang terdiri dari 13 sampai 16.000 personil militer Iran. Muhi juga mengatakan jika ofensif Iran benar-benar akan dilancarkan dalam waktu dekat ini, kemungkinan mereka tidak akan menggunakan cara keroyokan seperti yang dilakukan pada masa lalu dengan dukungan pengawal revolusi. “Iran banyak belajar dari pangalaman perang selama ini. Dan mereka tidak akan memakai pengawal revolusi lain, sebab tentara professional tampaknya justru lebih unggul”. Dan sebaliknya, Irak juga makin mengerahkan pasukannya. Moral mereka tambah tinggi. Persenjataan secara logistic berjalan lancar. Pengalaman perang membuat mereka menjadi lebih matang. [4]

B.     Penyebab Perang Teluk 1 berlangsung lama sampai 8 Tahun
Kejadian ini bermula pada berlarut-larutnya permusuhan yang terjadi antara kerajaan Mesopotamia yang terletak di lembah sungai Tigris-Eufrat, yang kini sudah menjadi sebuah negara Irak modern dengan kerajaan Persia atau negara Iran modern. Tahun 1980 Saddam menyerang Iran dgn harapan menguasai wilayah dan minyak Iran. Selain itu ada sentimen Arab melawan Persia dan Sunni melawan Syi’ah.
Prediksi Irak dalam Perang Teluk 1 sangat meleset. Perang yang semula diperkirakan akan berlangsung singkat, namun kenyataan yang ada sangatlah berbeda yaitu berlarut sampai 8 tahun. Diluar dugaan Iran mampu memberikan perlawanan gigih dan secara bertubi-tubi melancarkan serangan-serangan udara dan laut, bukan saja terhadap sasaran-sasaran militer melainkan juga sasaran-sasaran ekonomi. Awal tahun 1981,Iran yang tertekan sempat berusaha melakukan serangan balasan kepada Irak, namun gagal karena presiden Iran, Bani Sadr, nekat memimpin langsung pasukan reguler Iran sekalipun dia hanya memiliki pengetahuan militer yang minim. Ia mengirimkan 3 resimen pasukan reguler tanpa didukung oleh Pasadar dan tidak memperhitungkan waktu serangan di waktu hujan yang bakal menyulitkan suplai logistik. Akibatnya, pasukan Iran dikepung pasukan Irak dan banyak dari kendaraan lapis baja Iran yang hancur atau perlu ditinggalkan karena terjebak dalam lumpur. Pesawat-pesawat F-4 milik Iran melakukan serangan ke wilayah Irak dan secara efektif berhasil melumpuhkan sejumlah titik penting di Irak. Keberhasilan tersebut membuat pasukan udara Iran terlihat lebih superior dibanding pasukan udara Irak. Namun, kurangnya amunisi dan suku cadang yang hanya bisa didapatkan dari AS mantan sekutu Iran yang berbalik memusuhi mereka pasca revolusi Islam  membuat Iran lebih banyak memakai helikopter yang dipasangi persenjataan darat sebagai pendukung dari udara.
Sebagai akibatnya Irak tidak berhasil menguasai kota-kota sasaran ofensifnya dengan cepat dan kemajuan-kemajuannya harus dibayar mahal. Banyak instalasi minyak, khususnya kilang-kilang minyaknya mengalami kerusakan berat. Dalam keadaan tesebut Irak juga terpaksa menyerang sasaran-sasaran ekonomi Iran termasuk instalasi minyak di provinsi Khuzestan yang semula dihindarinya. Dengan demikian perekonomian kedua negara mendapat pukulan berat. Untuk sementara waktu ekspor minyak melalui Teluk dan Selat Hoormuz terpaksa dihentikan dan penadapatan minyak berkurang.[5]

C.    Intervensi atau Campur Tangan Asing (Persenjataan, Motif Ekonomi, Motif Politik)
Tidak dapat dipungkiri bahwa Timur Tengah memiliki magnet yang selalu menyedot perhatian dunia. Akibatnya, kawasan ini selalu menjadi ajang pertarungan berbagai kekuatan dunia dari waktu ke waktu untuk menguasai dan mengontrolnya. Terdapat beberapa faktor yang membuat Timur Tengah selalu membuat kekuatan dunia ingin campur tangan di dalamnya.
Dimulailah era baru pemerintahan Iran yang pro-Amerika Serikat dipimpin oleh Reza Pahlevi atau biasa disebut Syah. Seperti biasa, hak pengeboran minyak bumi menjadi milik Amerika Serikat dan Inggris. Sebagai imbalannya, pemerintahan Syah Reza Pahlevi pun mendapat sokongan tanpa henti dari negara adidaya tersebut. Era demokrasi Amerika Serikat ini bukan tanpa konsekuensi. Iran yang secara langsung berbatasan dengan Uni Sovet kala itu, mau tidak mau ikut terlibat dalam panasnya perang dingin. Benar-benar sungguh di luar dugaan. Bahkan mungkin di luar dugaan para ahli politik dan intelijen Amerika Serikat saat itu. Pemerintahan Kerajaan Iran yang Pro- Amerika Serikat tiba-tiba digulingkan oleh pemerintahan Revolusioner Islam Iran. Iran yang semula sekutu kini menjadi musuh utama Amerika Serikat. Dan celakanya, peralatan militer Iran buatan Amerika Serikat yang selama ini diinvestasikan untuk melawan Uni Soviet, kini berada di tangan musuh Amerika Serikat, tidak terkecuali F-14 milik Iran. Revolusi Iran secara nyata banyak menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat internasional, dan hal itu benar-benar dimanfaatkan betul oleh Saddam Hussein untuk menginvasi bagian barat Iran. Ibarat memancing di air keruh, militer Irak secara mengejutkan menginvasi bagian barat Iran tanpa memberi kesempatan bagi angkatan bersenjata Iran kala itu untuk bersiap. Hal ini justru menimbulkan sentimen anti Irak pada rakyat Iran. Semula sebagaian diantara mereka meragukan pemerintahan Revolusi Islam yang baru, namun keraguan itu terkalahkan oleh kebencian mereka terhadap Irak yang memanfaatkan kesempatan pengalihan kekuasaan di Iran untuk menginvasi negara mereka. Dan rakyat Iran pun bersatu untuk mengusir penjajah dari tanah mereka.[6]
Posisi strategis Timur Tengah yang merupakan pintu gerbang ke berbagai tempat dunia, yaitu Eropa, Asia dan Afrika. Dengan demikian, maka dengan mengontrol kawasan ini maka secara otomatis mengontrol sebagian besar mobilitas dunia. Faktor historis Timur Tengah yang penuh dengan kejayaan dan kebanggaan. Lihatlah Palestina yang menjadi tempat suci tiga agama besar dunia; Islam, Kristen dan Yahudi. Selanjutnya, kawasan ini juga menjadi tempat lahir dan berkembangnya agama-agama besar dunia; Islam di Saudi Arabia dan Kristen dan Yahudi di Palestina. Peradaban-peradaban besar dunia juga pernah ada dan masih masih menyisakan peninggalannya di kawasan ini, seperti pyramid di Mesir dan peninggalan-peninggalan masa lampau yang berserakan di Irak dan Kota Batu Kuno di Perta Yordania.
Karena faktor minyak yang merupakan bagian terbesar dunia yang berada di kawasan ini. Tercatat bahwa Arab Saudi dan Irak sebagai produsen minyak bumi terbesar di dunia, belum lagi jika ditambahkan dengan Iran, Uni Emirat Arab, Oman, Bahrain, Kuwait dan Yaman.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan campur tangan asing di Timur Tengah adalah untuk menguasai beragam keunggulan dan kelebihan yang dimiliki kawasan ini sebagai ‘ibu kota’ dan pusatnya dunia.[7]
Sebagaimana diketahui bahwa Iran yang mewarisi kejayaan masa lalu Persia dalam kurun waktu yang lama berada dibawah penguasaan Shah Reza yang didukung oleh Barat, utamanya Amerika Serikat, sekaligus sekutu utamanya di Timur Tengah. Akan tetapi setelah terjadinya Revolusi Islam tahun 1979 pimpinan ulama karismatik Syiah Ayatullah Komeini yang mengubah bentuk Iran menjadi Republik Islam sekaligus mengusir Shah Reza menuju pengasingan, maka Iran berubah menjadi musuh bagi Barat. Hal ini karena kebijakan-kebijakan pemerintah Iran yang diterapkan Ayatullah Komeini sangat anti Barat. Akibatnya, beragam upaya dilakukan Barat untuk menghambat perkembangan Iran dibawah kekuasaan Ayatullah Komeini seperti pengucilan dari percaturan dunia, meskipun tidak pernah berhasil. Keberhasilan Iran memukul balik Irak dan berbalik menjadi negara penyerbu membawa kekhawatiran tersendiri bagi Amerika Serikat yang memutuskan untuk membantu Irak sejak tahun 1982. Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan menyatakan bahwa Amerika Serikat akan berusaha dengan cara apapun untuk mencegah Irak kalah. Bantuan Amerika Serikat beserta negara-negara sekutunya ke Irak yang diketahui mencakup bantuan teknologi, alutsista, dan intelijen. Dukungan untuk Irak juga datang dari Uni Soviet dan Liga Arab.
Keberpihakan terang-terangan Amerika Serikat ke Irak, maka cukup mengejutkan ketika Amerika Serikat diketahui juga membantu Iran dengan jalan menjual persenjataan ke Iran secara diam-diam. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah dominasi dari pihak pemenang di kawasan tersebut.
Pada Tahun 1987-1988 Perang Tanker berdampak pada negara netral seperti Kuwait akan meminta bantuan kepada Negara Barat tahun 1986. Uni Soviet adalah negara pertama yang merespon dengan mengirimkan kapal-kapal perangnya untuk mengawal kapal Tanker Kuwait. Kebijakan Uni Soviet lalu diikuti oleh Amerika Serikat pada tahun 1987 yang sebenarnya sudah didekati Kuwait lebih dulu.
Faktor pendorong utama ikut campurnya Amerika Serikat dalam Perang Irak-Iran disebabkan karena kapal perangnya ditenggelamkan oleh pesawat tempur Irak sehingga 13 awak kapalnya meninggal. Irak meminta maaf kepada Amerika Serikat sambil mengatakan bahwa itu adalah kecelakaan dan permintaan maaf Irak diterima oleh Amerika Serikat. Ironisnya, sesudah insiden itu Amerika Serikat justru menyalahkan Iran dengan alasan Iranlah yang menyebabkan peperangan semakin berkobar. Tuduhan Amerika Serikat lalu diikuti tindakan Amerika Serikat mengirim armada lautnya untuk mengawal kapal-kapal tanker milik Kuwait yang mengibarkan bendera Amerika Serikat.
Tujuan utama Amerika Serikat dalam penerjunan armada lautnya di sekitar Teluk adalah untuk mengisolasi Iran dan menjaga agar kapal-kapal bebas berlayar di sana. Amerika Serikat baru melancarkan serangan langsung ke Iran dengan menghancurkan kilang minyak Iran di ladang minyak Rostam setelah pasukan Iran menenggelamkan kapal tanker Kuwait berbendera Amerika Serikat, Sea Isle City. Setahun kemudian, tepatnya bulan April 1988, Amerika Serikat kembali menyerang kilang minyak & kapal-kapal perang Iran setelah kapal perangnya, USS Samuel B. Roberts, tenggelam akibat ranjau laut Iran.[8]
Berdasarkan dampak yang dirasakan dalam Krisis Teluk 1, maka Amerika Serikat dan Uni Soviet tidak hanya mengikuti jalannya peperangan dengan seksama, tetapi juga mengambil langkah-langkah untuk mengamankan kepentingan-kepentingan mereka dan mungkin juga memperbaiki kedudukan masing-masing. Bagi Washington, Krisis Teluk 1 merupakan suatu peluang untuk memulihkan kedudukannya di kawasan. Demikian juga bagi saingannya Uni Soviet bisa terbuka kesempatan untuk membantu unsur-unsur kiri di Irak maupun di Iran apabila terjadi perebutan kekuasaan akibat kekalahan dalam peperangan tersebut. Keberhasilan golongan kiri  untuk merebut kekuasaan disalah satu negara akan memperbaiki kedudukan Uni Soviet di kawasan, terutama jika Uni Soviet berhasil menempatkan orang-orangnya pada puncak kekuasaan seperti terjadi di Afganistan.
Amerika Serikat dan Uni Soviet telah sepakat untuk tidak campur tangan dalam peperangan ini. Pertama, karena menyadari behwa intervensi yang satu akan memancing intervensi yang lain dan dengan demikian terjadi konfrontasi bersenjata antara mereka. Kedua, keterlibatan Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam Krisis Teluk 1 hanya akan mempersulit penyelesaian sengketa Irak dan Iran. Ketiga, jika Amerika Serikat dan Uni Soviet melakukan intervensi dalam Krisis Teluk 1, maka akan dikutuk oleh negara-negara lain yang berusaha membatasi konflik tersebut dan menyelesaikannya secara damai. Selanjutnya kedua SuperPower berkepentingan bahwa peperangan ini tetap terbatas pada kedua negara dan tidak ada pihak yang keluar sebagai pemenang.
Amerika Serikat juga berkepentingan bahwa peperangan ini tidak melibatkan negara-negara lain dikawasan karena menyadari bahwa hal itu akan mengganggu keamanan arus minyak dari Teluk ke negara-negara Barat dan Jepang. Iran telah mengancam akan menyerang negara-negara lain dikawasan yang membantu Irak dan mempunyai kemampuan untuk menhancurkan instalasi –instalasi minyak mereka. Selain itu, Iran mampu menutup selat Hoormuz sehingga menghentikan arus minyak. Oleh karena itu Amerika Serikat berusaha sekuat tenaga untuk mencegah negara-negara lain membantu Irak dan menandaskan bahwa pengiriman empat pesawat peringatan dini ke Arab Saudi semata-mata untuk memperkuat pertahanan negara dan bahwa Washington tetap bermaksud netral dalam Krisis Teluk 1.
Godaan bagi Uni Soviet untuk turun tangan dalam Krisis Teluk 1 bisa menjadi lebih besar. Dengan menguasai kawasan Teluk Parsi, Uni Soviet bisa menundukkan negara-negara Eropa Barat dan Jepang. Sejak pergolakan di Iran, Amerika Serikat meningkatkan kemampuan militernya diperairan sekitarnya dan menyusul invasi Uni Soviet ke Afganistan.


BAB III
KESIMPULAN

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa banyak yang melatarbelakangi terjadinya perang antara Irak dan Iran. Pertama Kejadian ini bermula pada berlarut-larutnya permusuhan yang terjadi antara kerajaan Mesopotamia yang terletak di lembah sungai Tigris - Eufrat, yang kini sudah menjadi sebuah negara Irak modern dengan kerajaan Persia atau Iran modern. Pada Periode Tahun 1980-1982 Irak mulai menyerang Iran dengan tujuan Menguasai wilayah-wilayah strategis serta kaya minyak di Iran, Mencegah tersebarnya revolusi Islam yang dibawa oleh Ayatullah Khoemeni di wilayah tersebut. Peperangan dimulai dari negara Irak yang memulai melancarkan serangan ke Iran, tetapi Iran tidak selemah yang Irak kira, ternyata Iran bisa membalik keadaan dan akhirnya Irak dipukul mundur, hal itulah yang membuat Perang Irak-Iran menjadi sangat panjang dan berdampak pada stabilitas ekonomi dan politik masing-masing negara.
Amerika Serikat dan Uni Soviet telah sepakat untuk tidak campur tangan dalam peperangan ini. Pertama, karena menyadari behwa intervensi yang satu akan memancing intervensi yang lain dan dengan demikian terjadi konfrontasi bersenjata antara mereka. Kedua, keterlibatan Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam Krisis Teluk 1 hanya akan mempersulit penyelesaian sengketa Irak dan Iran. Ketiga, jika Amerika Serikat dan Uni Soviet melakukan intervensi dalam Krisis Teluk 1, maka akan dikutuk oleh negara-negara lain yang berusaha membatasi konflik tersebut dan menyelesaikannya secara damai. Selanjutnya kedua SuperPower berkepentingan bahwa peperangan ini tetap terbatas pada kedua negara dan tidak ada pihak yang keluar sebagai pemenang.
 Pada tahun 1988, arah pertempuran mulai kembali ke arah Irak di mana Irak berhasil meraih beberapa kemenangan penting atas Iran. Perang akhirnya berakhir setelah Iran menerima Resolusi Dewan Keamanan PBB 598 dan secara resmi mengakhiri perang yang sudah terjadi selama 8 tahun pada tanggal 20 Agustus 1988.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :
Isawati. 2012. Sejarah Timur Tengah (Sejarah Asia Barat Daya) Jilid 1, Dari Peradaban Kuno Sampai Krisis Teluk 1. Yogyakarta : Penerbit Ombak
Kirdi Dipoyudo. 1977. Timur Tengah Dalam Pergolakan. Jakarta : Centre For Strategic And International Studies
______________. 1981. Timur Tengah Pusaran Strategis Dunia. Jakarta : Centre For Strategic And International Studies
M. Riza Shihbudi.1991. Islam, Dunia Arab, Iran : Bara Timur Tengah. Jakarta : Mizan

Sumber Internet :
http://danzberdikari.blogspot.com/2012/12/tragedi-perang-berdarah-irak-iran-1980.html (diakses tanggal 30 Desember 2013)
http://roedijambi.wordpress.com/tag/perang-irak-iran/ (diakses tanggal 31 Desember 2013)
http://bungfey.wordpress.com/2013/02/03/perang-iran-irak/(diakses tanggal 31 Desember 2013)
http://returnfalse.wordpress.com/2009/12/05/f-14-tomcat-sang-pembunuh-mig-sang-penyelamat-bangsa/ (diakses tanggal 1 Januari 2014)



[1] http://bungfey.wordpress.com/2013/02/03/perang-iran-irak/
[2] Akhmad Iqbal. Perang-Perang paling berpengaruh di Dunia (Yogyakarta : PT.Niaga Swadaya, 2010) hlm.170.
[3] M.Riza Sihbudi, Islam, Dunia Arab, Iran. Bara Timur Tengah (Bandung : Penerbit Mizan, 1991), hlm.135-142.
[4] Sumber Koran tahun 1980-1988 yang diperoleh di Monumen Pers Surakarta pada hari Jumat, 27 Desember 2013.
[5] Isawati.Sejarah Timur Tengah (Sejarah Asia Barat Jilid 1) dari Perdaban Kuno Sampai Krisis Teluk 1 (Yogyakarta : Penerbit Ombak) hlm. 122
[6]http://returnfalse.wordpress.com/2009/12/05/f-14-tomcat-sang-pembunuh-mig-sang-penyelamat-bangsa/
[7] http://roedijambi.wordpress.com/tag/perang-irak-iran/
[8]  http://danzberdikari.blogspot.com/2012/12/tragedi-perang-berdarah-irak-iran-1980.html

Kemiskinan di Zimbabwe


A.    Gambaran Umum Negara Zimbabwe
Negara Republik Zimbabwe adalah sebuah negara di Afrika bagian selatan. Negara yang terkurung daratan ini (Land Lock) berbatasan dengan Afrika Selatan di sebelah selatan, Botswana di barat, Zambia di utara dan Mozambik di timur dan timur laut. Lahir sebagai Negara merdeka pada 18 April 1980. Sebelum memperoleh kemerdekaannya, Zimbabwe dikenal sebagai Rhodesia Selatan  yang dikelola oleh British South African Company berdasarkan piagam Kerajaan Inggris tahun 1899. Namun pengaturan ini berakhir pada tahun 1923 ketika Inggris menganeksasikan menjadi bagian dari kerajaan. Pada Juli 1961 dikeluarkanlah referendum untuk mengesahkan UUD baru yang diikuti oleh hampir seluruh warga kulit putih dan mendapat persetujuan Inggris, namun pada tahun 1962 Majelis Umum-PBB menyatakan bahwa Rhodesia Selatan sebagai wilayah yang tak berpemerintahan sendiri sesuai Bab IX Piagam PBB.
Selama beberapa tahun PBB meminta Inggris sebagai penguasa administrasi agar menunda UUD 1961 dan merumuskan UUD baru dengan prinsip satu orang satu suara dan menyerukan kepada Inggris agar tidak memberikan kemerdekaan hingga pemerintah mayoritas terbentuk atas dasar hak memilih Universal. Namun Inggris menganggap bahwa sejak tahun 1923 Rhodesia Selatan merupakan koloni yang telah memiliki pemerintahan sendiri dan PBB terlalu ikut campur dalam urusan dalam negeri wilayah itu.
Pada tahun 1965 rezim minoritas (kulit putih) Rhodesia Selatan yang dipimpin oleh Ian Smith memproklamasikan kemerdekaan secara sepihak namun ditentang oleh Inggris. Selanjutnya pada 1 Maret 1970 Ian Smith kembali memproklmasikan kemerdekaan Rhodesia Selatan sebagai Republik, namun ditentang oleh Dewan Keamanan PBB. Hingga akhirnya gencatan senjata antara rezim minoritas dengan gerilyawan tercapai dan dibentuklah serangkaian pembicaraan di London yang menghasilkan persetujuan yang ditandatangani 21 Desember 1979.
Setelah kemerdekaannya, Zimbabwe berada di bawah Robert Mugabe. Presiden pertama yang telah berkuasa 30 tahun ini kemudian menjadi sorotan masyarakat, tidak hanya di kawasan Afrika, namun juga di mata dunia. Kasus yang muncul menyebutkan bahwa tokoh yang diharapkan dulunya menjadi pahlawan bagi masyarakat asli Zimbabwe yang terpinggirkan, kemudian malah berbelok menjadi rezim yang korup yang bahkan memangsa bangsanya sendiri. Kelaparan merajalela, penyakit semakin mewabah, pelanggaran HAM, kondisi ekonomi dan politik yang semakin parah menjadi potret buram Negara ini.
Per Juli 2011, penduduk Zimbabwe berjumlah sekitar 12.000.000. Penduduk Zimbabwe umumnya hidup miskin dengan masalah AIDS dan kematian bayi yang tinggi. Negara ini terkenal dengan berbagai suku seperti Zulu, Vadoma, Shona, dan Lemba. Agama mayoritas adalah Kristen dengan sejumlah kecil penduduk menyembah dewa suku tradisional. Bahasa resmi Zimbabwe adalah bahasa Inggris yang hanya digunakan di kota-kota besar. Bahasa utama lainnya meliputi Shona dan Ndebele.
18 April lalu, Zimbabwe merayakan 33 tahun kemerdekaannya. Presiden Mugabe yang telah menjadi pemimpin Zimbabwe sejak negara ini berdiri kemudian menjadi sangat populer. Tokoh yang awalnya menjadi pahlawan bagi rakyat Zimbabwe atas jasanya menengahi kaum kulit putih dan kulit hitam, kemudian berbalik menjadi seorang pemimpin otoriter yang korup. 33 tahun lalu, Robert Mugabe memberikan sumpahnya sebagai perdana menteri Zimbabwe. Rakyat Zimbabwe menyambut ini dengan suka cita. Bertahun-tahun sebelumnya, ketika Zimbabwe masih bernama Rhodesia, negara tersebut dipimpin oleh pemerintahan minoritas kulit putih. Penindasan kaum mayoritas kulit hitam ketika itu sudah biasa. Akhirnya penduduk kulit putih dan kulit hitam Zimbabwe saling bertarung dalam perang saudara. Ketika perang ini berakhir dan Robert Mugabe mengambil alih pemerintahan, orang melihatnya sebagai seorang tokoh pembebas. Namun seorang wartawan dan penulis Afrika Selatan - Martin Meredith, menyebutkan dalam tulisannya bahwa faktanya di tahun 1980an hubungan Megube dengan kaum kulit putih cenderung relatif bersahabat. Setelah perang saudara selama tujuh tahun tersebut, Mugabe malah berfokus kepada proses rekonsiliasi antara penduduk berkulit hitam dan penduduk berkulit putih.
Tidak seperti pemimpin-pemimpin Afrika lainnya, karir Mugabe tidak dimulai dengan kebijakan pemberdayaan penduduk kulit hitam. Misalnya, ia juga mengizinkan petani kulit putih yang mempunyai konsesi pertanian untuk tetap tinggal di pertanian mereka. Setelah program reformasi pertaniannya, Zimbabwe tetap punya populasi petani kulit putih yang berketerampilan tinggi. Bahkan saingan-saingannya memuji upaya Mugabe untuk memperluas sektor pendidikan dan kesehatan. Tetapi banyak hal yang kemudian berubah.             

B.     Kehidupan Ekonomi dan Politik di Zimbabwe
1.      Bidang Ekonomi
Zimbabwe merupakan negara paling miskin kedua di dunia. Tingkat PDB per kapita penduduk Zimbabwe sebesar 365 dolar AS atau Rp 3,28 juta per tahun. Perekonomian negara di Benua Afrika ini mengandalkan pertanian seperti kapas, tembakau dan pertambangan seperti emas dan platinum, serta industri tekstil.
Perekonomian Zimbabwe juga sering kacau balau. Bayangkan, Zimbabwe merupakan satu negara dengan catatan rekor inflasi tertinggi di dunia, bahkan pernah mencapai 11,2 juta persen pada Agustus 2008. Zimbabwe juga dikenal sebagai negara yang pernah mengeluarkan pecahan mata uang terbesar di dunia, yakni 100 miliar dolar Zimbabwe.

Netsains.com –
1)      Pernahkah Anda membayar ongkos bus atau angkot yang lainnya sebesar 3 triliun dollar?
Di Zimbabwe, seorang wanita yang sehari-harinya bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan di Harare membayar 3 triliun dollar Zimbabwe untuk ongkos bus. Namun, nilai itu hanya setara dengan 50 sen mata uang AS, atau kalau di Rupiahkan ke dalam Indonesia senilai 5.000 Rupiah.
2)      Bagaimana tatanan dalam kota tersebut?
Kemungkinan semua itu bisa jadi, Zimbabwe sudah salah satu negera yang jadi contoh kebobrokan pemerintah mengatur ketatanan negara dalam bidang mata uang. Sepertinya tidak seorang pun yang merasa canggung (menggunakan dollar Zimbabwe dalam bertransaksi), ungkap Abduh Noviko. Ia pun mengaku kerap melihat seorang petugas polisi menggunakan dollar Zimbabwe untuk membayar ongkos.
3)      Bagaimana dengan sepak terjang kondektur supir bus yang ada di Zimbabwe?
Kondektur bus pun tampaknya tidak sungkan memilih berapa tiap triliunan dollar Zimbabwe yang dibayarkan oleh penumpang bus tersebut. Alhasil yang penting sang supir bisa menghitung uang tersebut . Uniknya sekaligus sedikit rumit, para sopir dan kondektur bus bisa memberi kelebihan ongkos yang dibayar oleh penumpang tersebut dalam bentuk dollar Zimbabwe menjadi dollar AS.
Namun pernah terjadi suatu insiden. Salah satu penumpang menodong senjata apinya ke arah sopir dan memaksanya mengembalikan uangnya dalam dollar Zimbabwe. Di negara Zimbabwe dalam bertransaksi menggunakan lebih dari satu mata uang. Selain dollar Zimbabwe, negara yang terletak di Afrika bagian selatan ini melegalkan dollar AS serta Rand, mata uang resmi Afrika Selatan. Sebenarnya mata uang Zimbabwe telah menyatakan dollar Zimbabwe dihapus menjadi nilai tukar resmi pasca kursnya yang kian lama semakin tidak berharga karena tergerus inflasi yang menjulang.

Bayangkan, inflasi negara pertanian yang kolaps itu mencapai miliaran persen setelah peristiwa penyitaan ribuan lahan milik petani kulit putih pada 2000 lalu. Kami telah memancangkan batu nisan atas ‘kematian’ dollar Zimbabwe. Kami tidak akan mencetaknya lagi, ujar Menteri Keuangan Zimbabwe Tendai Biti ketika menyampaikan laporan fiskal semester I.
Nah presiden Zimbabwe Robert Mugabe menetapkan dollar Zimbabwe legal seiring masih mata uang resmi Dollar AS dan Rand belum banyak beredar hal itu menyebabkan masyarakat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
4)      Adakah di wilayah negara Zimbabwe yang masih kekurangan uang untuk bertransaksi?
Wilayah negara Zimbabwe masih banyak yang kekurangan uang sebagai mata pencaharian yang mana sebagai alat transaksi yang sah, dollar Zimbabwe digunakan seperti halnya surat perjanjian atau promissory notes. Biasanya hal itu dilakukan untuk nilai transaksi yang tidak begitu besar. Beberapa pertokoan bahkan mengganti uang kembali dengan permen, cokelat, atau kupon yang ditulis tangan dan berlaku sebagai alat tukar.
Seorang pedagang eceran di pinggiran Zimbabwe atau sebelah barat laut, Irene Gwata, mengatakan minimnya ketersediaan uang medorong masyarakat kembali menghidupkan sistem barter beberapa minggu belakangan. Mereka saling menukar kebutuhan yang diperlukan, seperti daging kambing, ayam dan seember jagung untuk ditukarkan dengan suatu barang.
Menurut pernyataannya, ia pernah menyaksikan seorang penumpang bus yang membayar ongkosnya dengan seekor ayam hidup agar bisa sampai ke Ibu Kota Harare yang jaraknya sekitar 150 km.
Kebijakan – kebijakan yang telah dibuatnya malah membuat Zimbabwe semakin terpuruk. Krisis ekonomi yang berkepanjangan, masalah – masalah sosial dan perebutan kekuasaan yang tidak kunjung selesai menjadi dinamika konflik yang terjadi Zimbabwe hingga saat ini. Peranan pemerintah tidak lagi sebagai penengah, namun mereka terlibat dalam konflik multidimensi yang terjadi.
Makalah sederhana ini, lebih lanjut akan membahas 2 masalah :
1)      Krisis Ekonomi Zimbabwe Akibat Gagalnya Kepemimpinan Mugabe
2)      Kebijakan Luar Negeri Mugabe Terhadap Krisis Ekonomi di Zimbabwe
Zimbabwe dulunya merupakan salah satu negara makmur di kawasan Afrika, terbukti negara ini pernah menjadi negara pengekspor pangan di regional Afrika. Namun, dalam perkembangannya negara ini kemudian termasuk dalam kategori 10 negara termiskin di dunia. Permasalahan dan konflik yang dihadapi Zimbabwe menjadi sangat kompleks dan berkelanjutan. Mulai dari krisis ekonomi (hyper-inflasi, kemiskinan), kekacauan politik (pemerintahan yang korup), hingga permasalahan sosial (tingginya tingkat pengangguran, kesenjangan sosial, buruknya pelayanan public-goods, tingginya tingkat frustasi hingga depresi warganegaranya).
Krisis ekonomi Zimbabwe menjadi salah permasalahan kronik yang dihadapi negara ini. Tidak saja menjadi perhatian bagi masyarakat kawasan Afrika, namun juga menarik perhatian negara – negara di dunia.  Istilah inflasi menjadi main-keyword jika kita berbicara masalah krisis ekonomi di Zimbabwe. Dulu saat Robert Mugabe memerdekakan negerinya dari Inggris pada 1980, nilai Z$ 1 setara dengan 1 Poundsterling. Namun sekarang, tingkat inflasi di Zimbabwe meningkat drastis. Pada tahun 2006 saja, inflasi mencapai 1.200%, 2007 mencapai 66.212%, dan yang lebih ngeri lagi inflasi di tahun 2008 mencapai 2.200.000%. Suatu tingkat inflasi yang tidak pernah terbayangkan sekaligus merupakan inflasi tertinggi di dunia. Dan hasilnya, nilai 1$ mencapai Z$ 
Akibat inflasi yang tinggi tersebut, Bank Sentral Zimbabwe sudah mengeluarkan 4 versi mata uang. Terakhir kali bank sentral Zimbabwe mengeluarkan pecahan $ 100,000,000,000,000 (100 triliun dolar) yang menjadi uang dengan nominal terbesar di dunia yang kemudian digantikan dengan dolar versi ke-4 dimana setiap $ 100,000,000,000,000  (100 triliun dolar) uang lama digantikan menjadi $1 uang baru. Dengan ekonomi yang terus memburuk sekarang bank sentral Zimbabwe memutuskan untuk membolehkan rakyatnya menggunakan mata uang dolar Amerika sebagai mata uang mereka untuk menstabilkan kembali ekonomi Zimbabwe.
Tingginya tingkat inflasi (hyperinflation), membuat perekonomian negara tersebut mengalami kelumpuhan dan nilai mata uang dolar Zimbabwe terus mengalami kemerosotan. Dapat dikatakan, kondisi perekonomian di Zimbabwe benar-benar memprihatinkan. Uang tunai seperti tidak ada artinya. Masyarakat lebih memilih untuk menggunakan kupon untuk bahan bakar sebagai alat tukar dengan barang-barang kebutuhan rumah tangga dan furnitur. Bahkan para pedagang eceran lebih memilih untuk menerima pembayaran dengan menggunakan kupon dibanding mata uang lokal karena terjadinya devaluasi yang cepat terhadap dolar Zimbabwe.
Jatuhnya perekonomian negeri ini, dipicu oleh missmanajemen serta perilaku pemerintahan / rezim yang korup. Negara itu selama 1998-2002 juga terlibat perang dengan Republik Kongo, hingga menguras biaya ratusan juta dolar Amerika. Situasi kian parah setelah Mugabe menerapkan program reformasi lahan yang tidak tepat sasaran. Pada tahun 2000, Mugabe mengambil alih secara paksa lahan pertanian petani kulit putih untuk didistribusikan ke petani kulit hitam. Kebijakan ini menyebabkan 4.000 petani kulit putih kehilangan lahan. Di lain sisi warga kulit hitam tidak memiliki persediaan benih, pupuk, dan bahan bakar yang cukup. Zimbabwe terpaksa mengimpor biji pangan dari Afrika Selatan, Zambia, dan Malawi. Sejak itu, ekonomi Zimbabwe terjun bebas. Ekspor pertanian, khususnya tembakau, turun drastis
Pengelolaan ekonomi yang buruk oleh Presiden Mugabe serta gejolak politik dan sosial di negara ini telah mengacaukan Zimbabwe. Hal yang dilakukan oleh pemerintahan Mugabe untuk mempertahankan kekuasaannya adalah mencetak uang secara besar-besaran. Uang dipakai untuk membayar gaji pegawai, tentara, dan belanja pemerintah. Uang beredarpun tumbuh tak terkendali menjadi akar dari hiperinflasi. Menghadapi masalah yang timbul, Mugabe justru memerintahkan bank sentral Zimbabwe untuk terus mencetak uang. Bank Sentral Zimbabwe adalah kementrian yang berada di bawah kekuasaannya. Gubernur Bank Sentral Zimbabwe, Dr. Gideon Gono, dengan sendirinya patuh pada perintah Mugabe. Dengan uang beredar yang meningkat berkali lipat, inflasi terus menanjak.
Sejauh ini, kebijakan yang diambil pemerintah berkaitan dengan krisis ekonomi, belum menghasilkan perubahan yang berarti. Seperti pada Agustus lalu, Bank Sentral Zimbabwe memutuskan untuk meredenominasi mata uang dengan mengubah uang 10 miliar dolar Zimbabwe menjadi 1 dolar Zimbabwe atau menghilangkan 10 angka nol.  Hal ini dilakukan untuk membantu masyarakat keluar dari hiperinflasi yang terjadi. Namun kebijakan ini masih belum mampu menyelesaikan permasalahan inflasi yang ada. Karena masalah lain yang harus dihadapi Zimbabwe yaitu berkaitan dengan kelangkaan arus dana masuk atau investasi dari luar.
Walaupun begitu, pemerintah Mugabe terus berkilah bahwa krisis ekonomi ini terjadi karena tekanan dari luar. Mugabe menuduh isolasi finansial yang massive yang dilakukan Amerika, Inggris, dan Uni Eropa melalui ZDERA menjadi biang kerok tingginya inflasi negara itu. Menurut Mugabe, melalui ZDERA, Amerika melakukan berbagai upaya ke Dana Moneter Internasional dan lembaga keuangan lain untuk membatalkan kucuran utang buat Zimbabwe. Sanksi ini diberikan karena Zimbabwe terlibat perang dengan Kongo. Ia bahkan menuding Inggris berada di balik inflasi yang mengguncang negeri itu.
2.      Kehidupan Politik
a.       Kebijakan Luar Negeri Mugabe Terhadap Krisis di Zimbabwe
Pasca terpilihnya Robert Mugabe sebagai presiden bertahan pada pemilu 2008 lalu, kecaman terus muncul dari banyak kalangan. Pemilu tersebut dianggap tidak demokratis, jujur, bebas dan adil. Terbukti dari banyaknya pelanggaran HAM serta kerusuhan yang terjadi selama masa kampanye hingga pemilu diadakan. Banyak pihak beranggapan hal ini didalangi oleh pemimpin Mugabe sendiri. Banyak identifikasi yang membuktikan bahwa pemilu 2008 lalu memang dibuat sedemikian rupa untuk kemenangan partai Pemerintahan ZANU - PF, seperti :
1.      Mulai dari pelaksanaan kampanye yang tidak adil. Pemerintah Mugabe saat itu sengaja melarang organisasi internasional seperti CARE International, Save The Children, dan Mercy Corps untuk membagikan bantuan makanan kepada rakyat Zimbabwe hingga pemilu berakhir. Sementara pemerintahan saat itu mengimpor 16.000 ton makanan untuk dibagi – bagikan kepada rakyat. Dan bantuan makanan tidak akan diberikan kepada wilayah yang menetang pemerintah
2.      Media, seperti radio dan televisi selama kampanye dan pemilu yang dikuasai pemerintah sangat condong kepada pemberitaan Partai ZANU-PF.
3.      Penelitian dari Kelompok HAM dan peneliti independen menyebutkan bahwa sejumlah ratusan ribu nama di daftar pemilih adalah nama duplikat / sudah meninggal.
4.      Banyaknya tekanan dan kekerasan yang diterima partai oposisi MDC yang dipimpin oleh Morgan R. Tsvangirai dan pendukungnya selama pemilu berlangsung yang dilakukan aparat negara. Hal ini menyebabkan Tsvangirai mengundurkan diri di pemilihan putaran ke dua, sehingga Mugabe kembali memenangkan pemilu.
Hal ini kemudian tentu saja mempengaruhi kebijakan luar negeri Mugabe ke depannya (hingga saat ini). Secara umum, pasca pemilu 2008, hubungan Zimbabwe (di bawah Mugabe) dengan negara luar tidak berjalan dengan baik. Kecaman seperti ; tindakan AS yang terus mendesak PBB agar memberikan sanksi kepada Zimabawe (Mugabe) akibat pemilu yang berjalan tidak demokratis, tuntutan SADC pada KTT di Johannesburg, Agustus 2008, agar Mugabe menyerahkan kekuasaannya kepada oposisi, setidaknya sebagian dari kekuasaannya, dan keputusan Presiden Botswana - Ian Khama yang tidak ikut dalam pertemuan KTT 2008, karena ia tidak bersedia mengakui Mugabe sebagai presiden terpilih dll.
Peranan SADC masih dianggap sangat membantu dalam proses penyelesaian konflik dan krisis di Zimbabwe. Seperti pada Agustus 2010 yang lalu, SADC kembali mengadakan KTT yang memang rutin diadakan setiap tahunnya, bertemu di ibu kota Namibia selama dua hari untuk membicarakan integrasi kawasan itu dan kemajuan politik dan ekonomi di Zimbabwe. Dan dari petemuan tersebut, Kementerian luar negeri Afrika Selatan mengatakan bahwa secara ekonomi, kemajuan sudah mulai terlibat di Zimbabwe dengan kecenderungan pembanguan positif bangkit dari program rehabilitasi ekonomi. Namun secara umum perkembangan Zimbabwe masih jauh tertinggal dibandingkan negara – negara lain di dunia. Hal ini terkait dengan sebuah laporan tahunan PBB (4 November 2010), yang menyatakan Zimbabwe dan beberapa negara sub-Sahara Afrika sebagai negara terburuk, dengan Zimbabwe berada di peringkat terakhir.
Dalam menanggapi kecaman dunia internasional, terutama Negara Barat, dalam pidatonya (Juli 2010), Presiden Robert Mugabe tetap optimis bahwa Zimbabwe akan pulih dengan kecerdasan dan sumberdayanya sendiri. Ia menambahkan negaranya tidak membutuhkan bantuan Barat untuk membangun perekonomian negaranya. 


C.    Usaha yang dilakukan Pemerintah dalam Mengahadapi Masalah Kemiskinan di Zimbabwe
Kita ketahui bahwa Zimbabwe adalah negara dengan tingkat hiperinflasi yang sangat tinggi di dunia yaitu 213 persen. Hal ini diakibatkan oleh defisit Zimbabwe adalah 240% dari GDP mereka. Sehingga pemerintah Zimbabwe mengatasi krisis tersebut dengan terus menerus mencetak uang yang tentu saja meningkatkan beban hutang mereka. Pencetakan uang sangat berlebih ini memicu Dolar Zimbabwe mengalami devaluasi yang besar pula. 
Tentunya keadaan ini sudah pasti akan memicu keadaan hiperinflasi yang luar biasa pada Zimbabwe. Sehingga Zimbabwe terpaksa menghilangkan 12 digit angka dari nilai uangnya untuk mengurangi cost of printing.
Kondisi hiperinflasi ini mengakibatkan nilai mata uang Zimbabwe yaitu dollar zimbabwe tidak laku di pasar karena jumlahnya sangat berlebihan. Karena kondisi inflasi setinggi itu membuat harga barang di pasar akan berkali lipat dua kali setidaknya dalam sehari. Karena kondisi hiperinflasi akan membuat nilai uang sebagai penyimpan nilai dan alat tukar akan sama sekali jatuh sehingga tidak laku sama sekali.
Untuk hal ini, maka pemerintah Zimbabwe perlu mengganti mata uangnya dengan mata uang yang relatif stabil. Dan badan dunia perlu membuat suatu lembaga sejenis African Development Bank, yang gunanya akan memerikan pinjaman pembangunan berbunga rendah bagi sektor pendidikan, pertanian, dan kesehaan. Dan juga perlu dibentuk fasilitator penyuluhan bagi pertanian di Zimbabwe untuk dapat menggunakan teknologi pertanian dan irigasi supaya dapat menekan inflasi dari sisi supply.



D.    Tempat wisata di Zimbabwe

Negara ini diberkati dengan tanah yang subur, kekayaan mineral dan pemandangan yang menakjubkan. Dua sungai utama membentuk perbatasan utara dan selatan. Sungai Zambesi yang besar memotong di sepanjang wilayah utara, sementara Sungai Limpopo membentuk perbatasan selatan dengan Afrika Selatan.
Afrika Selatan adalah negeri yang paling menarik untuk menjalani wisata safari, namun Zimbabwe menawarkan tantangan pengalaman berburu yang lebih otentik. Meski sekarang negeri ini sedang krisis secara politik tetapi negeri ini tetap menawarkan wisata safari yang menakjubkan. Bila Anda bepergian sekarang ini maka Anda minimal harus membayar untuk biaya keamanan Anda sekitar 250 US$ untuk masing-masing pemburu seharinya.
Di dalam bersafari di Zimbabwe Anda tidak sekedar berburu tetapi bisa membunuh sebanyak mungkin binatang yang Anda mau, karena perusahaan wisata safari ini telah membayar biaya setahun bagi binatang-binatang yang akan ditembak. 
Zambesi adalah sungai besar dengan berbagai macam pemandangan dan kegiatan yang menakjubkan, ditambah digabungkan dengan Taman Nasional di sepanjang sungai, benar-benar merupakan sebuah legenda. Pemandian Mana dan Matusadona yang terletak di bawah lembah Great Rift menawarkan pemandangan yang sangat berbeda, belum pegunungan di lembah ini tampak seperti lukisan.

http://4.bp.blogspot.com/_2EzKuwPi0WI/S8ENSEwMbLI/AAAAAAAAAMA/PDP00kyJgt4/s320/Victoria_Falls_Zambezi.jpg
The Victoria Falls atau Mosi-oa-Tunya (the Smoke that Thunders) terletak di sungai Zambesi, di antara negeri Zambiadan Zimbabwe. Untuk ukuran, maka air terjun ini adalah yang terbesar di dunia, sekaligus dengan bentuk yang paling tidak biasa, bahkan memiliki koleksi beragam fauna yang terbanyak yang ada di sebuah area air terjun. 
Mosi-oa-Tunya adalah nama yang biasa dipergunakan penduduk setempat, sementara nama Victoria Falls diberikan oleh orang-orang Eropa di kemudian hari. Air terjun ini memiliki lebar 1.7 kilometer dan ketinggian sebesar 108 meter (360 kaki), membentuk lapisan air terjun terbesar di dunia. 
Bentuk Victoria Falls yang tidak biasa adalah secara virtual dapat memandang keseluruhan luas air terjun, sekaligus dalam ketinggian yang sama, dari jarak terdekat yaitu sejauh 60 meter, karena seluruh air dari Sungai Zambezi jatuh ke jurang yang sempit dan dalam yang dihubungkan ke beberapa jalur sempit berbatu.
Banyak binatang dan burung Afrika dapat dilihat di Victoria Falls, dan keragaman ikan yang kaya dapat Anda saksikan di sungai Zambezi, memberikan pemandangan kehidupan liar dan olahraga memancing sekaligus menikmati pemandangan yang menakjubkan.
Victoria Falls adalah salah satu atraksi turis paling utama di Afrika, dan merupakan UNESCO World Heritage Site. Air terjun ini sebenarnya dimiliki bersama-sama baik oleh negara Zambiaataupun Zimbabwe, dan masing-masing negara memiliki taman nasional untuk menjaganya sekaligus menjadi pusat turisme, yaitu Taman Nasional Mosia-oa-Tunya dan Livingstone di Zambia, dan Taman Nasional Victoria Falls di Zimbabwe.
Tempat-tempat wisata lainnya yang dapat di kunjungi adalah: Danau Kariba dan Matopos National Park. Meski akhir-akhir ini Zimbabwe terus menerus ada dalam pemberitaan yang negatif, tetapi bagi para wisatawan berpengalaman yang biasa berpetualang ke Afrika, mereka tetap memenuhi kamp-kamp safari yang ada. Victoria Falls dan taman-taman nasional di utara sepenuhnya aman dan masih menawarkan kehidupan liat terbaik di Afrika hari ini. Zimbabwe adalah bukti bahwa negara ini juga merupakan konservator terbaik bagi para turis. Zimbabwe bisa dikatakaan sebagai nilai safari terbaik yang ada di Afrika.


A.    Kesimpulan
Zimbabwe tengah menghadapi krisis multidimensi. Walaupun dinyatakan sudah merdeka dari Britania Raya 30 tahun lebih lamanya, faktanya masyarakat Zimbabwe masih belum dapat menikmati berkah kemerdekaan tersebut.  Presiden Robert Gabriel Mugabe yang awalnya diharapkan menjadi tokoh yang akan membawa perubahan Zimbabwe ke arah yang lebih baik, tidak mampu menyelesaikan permasalahan yang ada. Mugabe kemudian malah berbalik menjadi pemimpin diktator yang menindas rakyatnya sendiri, dengan kebijakan – kebijakan serta perilaku korupnya. Pemimpin yang juga telah menjabat selama lebih 3 dekade ini, dipercaya sebagai orang yang harus bertanggung jawab atas kondisi Zimbabwe saat ini. 
Kecaman terhadap pemerintah Zimbabwe yang datang dari kalangan internasional sepertinya belum mampu merubah keadaan yang ada. Zimbabwe menjadi negara yang semakin terpuruk. Terbukti dengan semakin jatuhya perekonomian Zimbabwe, bahkan negara ini disebut sebagai negara dengan tingkat inflasi tertinggi di dunia (bahkan mencapai 2,2 juta %).  Tidak hanya kemiskinan dan kelaparan, pemerintah Zimbabwe juga dianggap gagal dalam menyediakan public goods bagi masyarakatnya.  Pemerintah tidak lagi sebagai penengah konflik yang ada, namun mereka terlibat dalam konflik tersebut. Kondisi seperti ini tentu saja mempengaruhi kebijakan luar negeri Zimbabwe. Secara umum, pasca pemilu 2008 yang memunculkan Mugabe keluar sebagai presiden Zimbabwe, hubungan negara ini dengan negara luar terbilang buruk, akibat kecaman atas pemilu yang dianggap tidak jujur dan demokratis.
B.     Saran
Melihat konflik dan krisis di Zimbabwe yang semakin kompleks, akan sangat sulit dan butuh waktu panjang untuk membawa perubahan Zimbabwe ke arah yang lebih baik. Akar dari permasalahan - permasalahan ini terletak dari perilaku dan kebijakan pemerintah yang berkuasa saat itu.  Pemerintah ikut terlibat di dalam konflik yang ada.
Oleh karena itu, kunci utama untuk memperbaiki keadaan ini adalah dengan membuka diri dan berusaha untuk menata kembali keadaan ekonomi dan politik Zimbabwe yang lebih demokratis, adil dan jujur. Kemunculan pemimpin baru diharapkan mampu membawa perubahan Zimbabwe ke arah yang lebih baik. Setidaknya untuk pemilu ke depan, Morgan Tsvangirai yang saat ini menjabat sebagai Perdana Mentri Zimbabwe diharapkan mampu memberi angin segar membawa perubahan.



DAFTAR PUSTAKA

http://www.amazine.co/21996/11-fakta-informasi-penting-tentang-zimbabwe/
http://jurnalskripsi.com/evaluasi-upaya-mengurangi-kemiskinan-melalui-program-kemitraan-dengan-memanfaatkan-teknologi-informasi-dan-komunikasi-studi-kasus-di-desa-kertosari-kecamatan-pasrujambe-kabupaten-lumajang-propinsi-ja-pdf.htm
http://harysudarmanto.blogspot.com/2010/02/melihat-situs-sejarah-zimbabwe.html
http://putrikarinasciencethreeduablas.blogspot.com/2011/08/tujuh-tempat-wisata-menarik-di-afrika.html