Senin, 23 Juni 2014

Kemiskinan di Zimbabwe


A.    Gambaran Umum Negara Zimbabwe
Negara Republik Zimbabwe adalah sebuah negara di Afrika bagian selatan. Negara yang terkurung daratan ini (Land Lock) berbatasan dengan Afrika Selatan di sebelah selatan, Botswana di barat, Zambia di utara dan Mozambik di timur dan timur laut. Lahir sebagai Negara merdeka pada 18 April 1980. Sebelum memperoleh kemerdekaannya, Zimbabwe dikenal sebagai Rhodesia Selatan  yang dikelola oleh British South African Company berdasarkan piagam Kerajaan Inggris tahun 1899. Namun pengaturan ini berakhir pada tahun 1923 ketika Inggris menganeksasikan menjadi bagian dari kerajaan. Pada Juli 1961 dikeluarkanlah referendum untuk mengesahkan UUD baru yang diikuti oleh hampir seluruh warga kulit putih dan mendapat persetujuan Inggris, namun pada tahun 1962 Majelis Umum-PBB menyatakan bahwa Rhodesia Selatan sebagai wilayah yang tak berpemerintahan sendiri sesuai Bab IX Piagam PBB.
Selama beberapa tahun PBB meminta Inggris sebagai penguasa administrasi agar menunda UUD 1961 dan merumuskan UUD baru dengan prinsip satu orang satu suara dan menyerukan kepada Inggris agar tidak memberikan kemerdekaan hingga pemerintah mayoritas terbentuk atas dasar hak memilih Universal. Namun Inggris menganggap bahwa sejak tahun 1923 Rhodesia Selatan merupakan koloni yang telah memiliki pemerintahan sendiri dan PBB terlalu ikut campur dalam urusan dalam negeri wilayah itu.
Pada tahun 1965 rezim minoritas (kulit putih) Rhodesia Selatan yang dipimpin oleh Ian Smith memproklamasikan kemerdekaan secara sepihak namun ditentang oleh Inggris. Selanjutnya pada 1 Maret 1970 Ian Smith kembali memproklmasikan kemerdekaan Rhodesia Selatan sebagai Republik, namun ditentang oleh Dewan Keamanan PBB. Hingga akhirnya gencatan senjata antara rezim minoritas dengan gerilyawan tercapai dan dibentuklah serangkaian pembicaraan di London yang menghasilkan persetujuan yang ditandatangani 21 Desember 1979.
Setelah kemerdekaannya, Zimbabwe berada di bawah Robert Mugabe. Presiden pertama yang telah berkuasa 30 tahun ini kemudian menjadi sorotan masyarakat, tidak hanya di kawasan Afrika, namun juga di mata dunia. Kasus yang muncul menyebutkan bahwa tokoh yang diharapkan dulunya menjadi pahlawan bagi masyarakat asli Zimbabwe yang terpinggirkan, kemudian malah berbelok menjadi rezim yang korup yang bahkan memangsa bangsanya sendiri. Kelaparan merajalela, penyakit semakin mewabah, pelanggaran HAM, kondisi ekonomi dan politik yang semakin parah menjadi potret buram Negara ini.
Per Juli 2011, penduduk Zimbabwe berjumlah sekitar 12.000.000. Penduduk Zimbabwe umumnya hidup miskin dengan masalah AIDS dan kematian bayi yang tinggi. Negara ini terkenal dengan berbagai suku seperti Zulu, Vadoma, Shona, dan Lemba. Agama mayoritas adalah Kristen dengan sejumlah kecil penduduk menyembah dewa suku tradisional. Bahasa resmi Zimbabwe adalah bahasa Inggris yang hanya digunakan di kota-kota besar. Bahasa utama lainnya meliputi Shona dan Ndebele.
18 April lalu, Zimbabwe merayakan 33 tahun kemerdekaannya. Presiden Mugabe yang telah menjadi pemimpin Zimbabwe sejak negara ini berdiri kemudian menjadi sangat populer. Tokoh yang awalnya menjadi pahlawan bagi rakyat Zimbabwe atas jasanya menengahi kaum kulit putih dan kulit hitam, kemudian berbalik menjadi seorang pemimpin otoriter yang korup. 33 tahun lalu, Robert Mugabe memberikan sumpahnya sebagai perdana menteri Zimbabwe. Rakyat Zimbabwe menyambut ini dengan suka cita. Bertahun-tahun sebelumnya, ketika Zimbabwe masih bernama Rhodesia, negara tersebut dipimpin oleh pemerintahan minoritas kulit putih. Penindasan kaum mayoritas kulit hitam ketika itu sudah biasa. Akhirnya penduduk kulit putih dan kulit hitam Zimbabwe saling bertarung dalam perang saudara. Ketika perang ini berakhir dan Robert Mugabe mengambil alih pemerintahan, orang melihatnya sebagai seorang tokoh pembebas. Namun seorang wartawan dan penulis Afrika Selatan - Martin Meredith, menyebutkan dalam tulisannya bahwa faktanya di tahun 1980an hubungan Megube dengan kaum kulit putih cenderung relatif bersahabat. Setelah perang saudara selama tujuh tahun tersebut, Mugabe malah berfokus kepada proses rekonsiliasi antara penduduk berkulit hitam dan penduduk berkulit putih.
Tidak seperti pemimpin-pemimpin Afrika lainnya, karir Mugabe tidak dimulai dengan kebijakan pemberdayaan penduduk kulit hitam. Misalnya, ia juga mengizinkan petani kulit putih yang mempunyai konsesi pertanian untuk tetap tinggal di pertanian mereka. Setelah program reformasi pertaniannya, Zimbabwe tetap punya populasi petani kulit putih yang berketerampilan tinggi. Bahkan saingan-saingannya memuji upaya Mugabe untuk memperluas sektor pendidikan dan kesehatan. Tetapi banyak hal yang kemudian berubah.             

B.     Kehidupan Ekonomi dan Politik di Zimbabwe
1.      Bidang Ekonomi
Zimbabwe merupakan negara paling miskin kedua di dunia. Tingkat PDB per kapita penduduk Zimbabwe sebesar 365 dolar AS atau Rp 3,28 juta per tahun. Perekonomian negara di Benua Afrika ini mengandalkan pertanian seperti kapas, tembakau dan pertambangan seperti emas dan platinum, serta industri tekstil.
Perekonomian Zimbabwe juga sering kacau balau. Bayangkan, Zimbabwe merupakan satu negara dengan catatan rekor inflasi tertinggi di dunia, bahkan pernah mencapai 11,2 juta persen pada Agustus 2008. Zimbabwe juga dikenal sebagai negara yang pernah mengeluarkan pecahan mata uang terbesar di dunia, yakni 100 miliar dolar Zimbabwe.

Netsains.com –
1)      Pernahkah Anda membayar ongkos bus atau angkot yang lainnya sebesar 3 triliun dollar?
Di Zimbabwe, seorang wanita yang sehari-harinya bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan di Harare membayar 3 triliun dollar Zimbabwe untuk ongkos bus. Namun, nilai itu hanya setara dengan 50 sen mata uang AS, atau kalau di Rupiahkan ke dalam Indonesia senilai 5.000 Rupiah.
2)      Bagaimana tatanan dalam kota tersebut?
Kemungkinan semua itu bisa jadi, Zimbabwe sudah salah satu negera yang jadi contoh kebobrokan pemerintah mengatur ketatanan negara dalam bidang mata uang. Sepertinya tidak seorang pun yang merasa canggung (menggunakan dollar Zimbabwe dalam bertransaksi), ungkap Abduh Noviko. Ia pun mengaku kerap melihat seorang petugas polisi menggunakan dollar Zimbabwe untuk membayar ongkos.
3)      Bagaimana dengan sepak terjang kondektur supir bus yang ada di Zimbabwe?
Kondektur bus pun tampaknya tidak sungkan memilih berapa tiap triliunan dollar Zimbabwe yang dibayarkan oleh penumpang bus tersebut. Alhasil yang penting sang supir bisa menghitung uang tersebut . Uniknya sekaligus sedikit rumit, para sopir dan kondektur bus bisa memberi kelebihan ongkos yang dibayar oleh penumpang tersebut dalam bentuk dollar Zimbabwe menjadi dollar AS.
Namun pernah terjadi suatu insiden. Salah satu penumpang menodong senjata apinya ke arah sopir dan memaksanya mengembalikan uangnya dalam dollar Zimbabwe. Di negara Zimbabwe dalam bertransaksi menggunakan lebih dari satu mata uang. Selain dollar Zimbabwe, negara yang terletak di Afrika bagian selatan ini melegalkan dollar AS serta Rand, mata uang resmi Afrika Selatan. Sebenarnya mata uang Zimbabwe telah menyatakan dollar Zimbabwe dihapus menjadi nilai tukar resmi pasca kursnya yang kian lama semakin tidak berharga karena tergerus inflasi yang menjulang.

Bayangkan, inflasi negara pertanian yang kolaps itu mencapai miliaran persen setelah peristiwa penyitaan ribuan lahan milik petani kulit putih pada 2000 lalu. Kami telah memancangkan batu nisan atas ‘kematian’ dollar Zimbabwe. Kami tidak akan mencetaknya lagi, ujar Menteri Keuangan Zimbabwe Tendai Biti ketika menyampaikan laporan fiskal semester I.
Nah presiden Zimbabwe Robert Mugabe menetapkan dollar Zimbabwe legal seiring masih mata uang resmi Dollar AS dan Rand belum banyak beredar hal itu menyebabkan masyarakat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
4)      Adakah di wilayah negara Zimbabwe yang masih kekurangan uang untuk bertransaksi?
Wilayah negara Zimbabwe masih banyak yang kekurangan uang sebagai mata pencaharian yang mana sebagai alat transaksi yang sah, dollar Zimbabwe digunakan seperti halnya surat perjanjian atau promissory notes. Biasanya hal itu dilakukan untuk nilai transaksi yang tidak begitu besar. Beberapa pertokoan bahkan mengganti uang kembali dengan permen, cokelat, atau kupon yang ditulis tangan dan berlaku sebagai alat tukar.
Seorang pedagang eceran di pinggiran Zimbabwe atau sebelah barat laut, Irene Gwata, mengatakan minimnya ketersediaan uang medorong masyarakat kembali menghidupkan sistem barter beberapa minggu belakangan. Mereka saling menukar kebutuhan yang diperlukan, seperti daging kambing, ayam dan seember jagung untuk ditukarkan dengan suatu barang.
Menurut pernyataannya, ia pernah menyaksikan seorang penumpang bus yang membayar ongkosnya dengan seekor ayam hidup agar bisa sampai ke Ibu Kota Harare yang jaraknya sekitar 150 km.
Kebijakan – kebijakan yang telah dibuatnya malah membuat Zimbabwe semakin terpuruk. Krisis ekonomi yang berkepanjangan, masalah – masalah sosial dan perebutan kekuasaan yang tidak kunjung selesai menjadi dinamika konflik yang terjadi Zimbabwe hingga saat ini. Peranan pemerintah tidak lagi sebagai penengah, namun mereka terlibat dalam konflik multidimensi yang terjadi.
Makalah sederhana ini, lebih lanjut akan membahas 2 masalah :
1)      Krisis Ekonomi Zimbabwe Akibat Gagalnya Kepemimpinan Mugabe
2)      Kebijakan Luar Negeri Mugabe Terhadap Krisis Ekonomi di Zimbabwe
Zimbabwe dulunya merupakan salah satu negara makmur di kawasan Afrika, terbukti negara ini pernah menjadi negara pengekspor pangan di regional Afrika. Namun, dalam perkembangannya negara ini kemudian termasuk dalam kategori 10 negara termiskin di dunia. Permasalahan dan konflik yang dihadapi Zimbabwe menjadi sangat kompleks dan berkelanjutan. Mulai dari krisis ekonomi (hyper-inflasi, kemiskinan), kekacauan politik (pemerintahan yang korup), hingga permasalahan sosial (tingginya tingkat pengangguran, kesenjangan sosial, buruknya pelayanan public-goods, tingginya tingkat frustasi hingga depresi warganegaranya).
Krisis ekonomi Zimbabwe menjadi salah permasalahan kronik yang dihadapi negara ini. Tidak saja menjadi perhatian bagi masyarakat kawasan Afrika, namun juga menarik perhatian negara – negara di dunia.  Istilah inflasi menjadi main-keyword jika kita berbicara masalah krisis ekonomi di Zimbabwe. Dulu saat Robert Mugabe memerdekakan negerinya dari Inggris pada 1980, nilai Z$ 1 setara dengan 1 Poundsterling. Namun sekarang, tingkat inflasi di Zimbabwe meningkat drastis. Pada tahun 2006 saja, inflasi mencapai 1.200%, 2007 mencapai 66.212%, dan yang lebih ngeri lagi inflasi di tahun 2008 mencapai 2.200.000%. Suatu tingkat inflasi yang tidak pernah terbayangkan sekaligus merupakan inflasi tertinggi di dunia. Dan hasilnya, nilai 1$ mencapai Z$ 
Akibat inflasi yang tinggi tersebut, Bank Sentral Zimbabwe sudah mengeluarkan 4 versi mata uang. Terakhir kali bank sentral Zimbabwe mengeluarkan pecahan $ 100,000,000,000,000 (100 triliun dolar) yang menjadi uang dengan nominal terbesar di dunia yang kemudian digantikan dengan dolar versi ke-4 dimana setiap $ 100,000,000,000,000  (100 triliun dolar) uang lama digantikan menjadi $1 uang baru. Dengan ekonomi yang terus memburuk sekarang bank sentral Zimbabwe memutuskan untuk membolehkan rakyatnya menggunakan mata uang dolar Amerika sebagai mata uang mereka untuk menstabilkan kembali ekonomi Zimbabwe.
Tingginya tingkat inflasi (hyperinflation), membuat perekonomian negara tersebut mengalami kelumpuhan dan nilai mata uang dolar Zimbabwe terus mengalami kemerosotan. Dapat dikatakan, kondisi perekonomian di Zimbabwe benar-benar memprihatinkan. Uang tunai seperti tidak ada artinya. Masyarakat lebih memilih untuk menggunakan kupon untuk bahan bakar sebagai alat tukar dengan barang-barang kebutuhan rumah tangga dan furnitur. Bahkan para pedagang eceran lebih memilih untuk menerima pembayaran dengan menggunakan kupon dibanding mata uang lokal karena terjadinya devaluasi yang cepat terhadap dolar Zimbabwe.
Jatuhnya perekonomian negeri ini, dipicu oleh missmanajemen serta perilaku pemerintahan / rezim yang korup. Negara itu selama 1998-2002 juga terlibat perang dengan Republik Kongo, hingga menguras biaya ratusan juta dolar Amerika. Situasi kian parah setelah Mugabe menerapkan program reformasi lahan yang tidak tepat sasaran. Pada tahun 2000, Mugabe mengambil alih secara paksa lahan pertanian petani kulit putih untuk didistribusikan ke petani kulit hitam. Kebijakan ini menyebabkan 4.000 petani kulit putih kehilangan lahan. Di lain sisi warga kulit hitam tidak memiliki persediaan benih, pupuk, dan bahan bakar yang cukup. Zimbabwe terpaksa mengimpor biji pangan dari Afrika Selatan, Zambia, dan Malawi. Sejak itu, ekonomi Zimbabwe terjun bebas. Ekspor pertanian, khususnya tembakau, turun drastis
Pengelolaan ekonomi yang buruk oleh Presiden Mugabe serta gejolak politik dan sosial di negara ini telah mengacaukan Zimbabwe. Hal yang dilakukan oleh pemerintahan Mugabe untuk mempertahankan kekuasaannya adalah mencetak uang secara besar-besaran. Uang dipakai untuk membayar gaji pegawai, tentara, dan belanja pemerintah. Uang beredarpun tumbuh tak terkendali menjadi akar dari hiperinflasi. Menghadapi masalah yang timbul, Mugabe justru memerintahkan bank sentral Zimbabwe untuk terus mencetak uang. Bank Sentral Zimbabwe adalah kementrian yang berada di bawah kekuasaannya. Gubernur Bank Sentral Zimbabwe, Dr. Gideon Gono, dengan sendirinya patuh pada perintah Mugabe. Dengan uang beredar yang meningkat berkali lipat, inflasi terus menanjak.
Sejauh ini, kebijakan yang diambil pemerintah berkaitan dengan krisis ekonomi, belum menghasilkan perubahan yang berarti. Seperti pada Agustus lalu, Bank Sentral Zimbabwe memutuskan untuk meredenominasi mata uang dengan mengubah uang 10 miliar dolar Zimbabwe menjadi 1 dolar Zimbabwe atau menghilangkan 10 angka nol.  Hal ini dilakukan untuk membantu masyarakat keluar dari hiperinflasi yang terjadi. Namun kebijakan ini masih belum mampu menyelesaikan permasalahan inflasi yang ada. Karena masalah lain yang harus dihadapi Zimbabwe yaitu berkaitan dengan kelangkaan arus dana masuk atau investasi dari luar.
Walaupun begitu, pemerintah Mugabe terus berkilah bahwa krisis ekonomi ini terjadi karena tekanan dari luar. Mugabe menuduh isolasi finansial yang massive yang dilakukan Amerika, Inggris, dan Uni Eropa melalui ZDERA menjadi biang kerok tingginya inflasi negara itu. Menurut Mugabe, melalui ZDERA, Amerika melakukan berbagai upaya ke Dana Moneter Internasional dan lembaga keuangan lain untuk membatalkan kucuran utang buat Zimbabwe. Sanksi ini diberikan karena Zimbabwe terlibat perang dengan Kongo. Ia bahkan menuding Inggris berada di balik inflasi yang mengguncang negeri itu.
2.      Kehidupan Politik
a.       Kebijakan Luar Negeri Mugabe Terhadap Krisis di Zimbabwe
Pasca terpilihnya Robert Mugabe sebagai presiden bertahan pada pemilu 2008 lalu, kecaman terus muncul dari banyak kalangan. Pemilu tersebut dianggap tidak demokratis, jujur, bebas dan adil. Terbukti dari banyaknya pelanggaran HAM serta kerusuhan yang terjadi selama masa kampanye hingga pemilu diadakan. Banyak pihak beranggapan hal ini didalangi oleh pemimpin Mugabe sendiri. Banyak identifikasi yang membuktikan bahwa pemilu 2008 lalu memang dibuat sedemikian rupa untuk kemenangan partai Pemerintahan ZANU - PF, seperti :
1.      Mulai dari pelaksanaan kampanye yang tidak adil. Pemerintah Mugabe saat itu sengaja melarang organisasi internasional seperti CARE International, Save The Children, dan Mercy Corps untuk membagikan bantuan makanan kepada rakyat Zimbabwe hingga pemilu berakhir. Sementara pemerintahan saat itu mengimpor 16.000 ton makanan untuk dibagi – bagikan kepada rakyat. Dan bantuan makanan tidak akan diberikan kepada wilayah yang menetang pemerintah
2.      Media, seperti radio dan televisi selama kampanye dan pemilu yang dikuasai pemerintah sangat condong kepada pemberitaan Partai ZANU-PF.
3.      Penelitian dari Kelompok HAM dan peneliti independen menyebutkan bahwa sejumlah ratusan ribu nama di daftar pemilih adalah nama duplikat / sudah meninggal.
4.      Banyaknya tekanan dan kekerasan yang diterima partai oposisi MDC yang dipimpin oleh Morgan R. Tsvangirai dan pendukungnya selama pemilu berlangsung yang dilakukan aparat negara. Hal ini menyebabkan Tsvangirai mengundurkan diri di pemilihan putaran ke dua, sehingga Mugabe kembali memenangkan pemilu.
Hal ini kemudian tentu saja mempengaruhi kebijakan luar negeri Mugabe ke depannya (hingga saat ini). Secara umum, pasca pemilu 2008, hubungan Zimbabwe (di bawah Mugabe) dengan negara luar tidak berjalan dengan baik. Kecaman seperti ; tindakan AS yang terus mendesak PBB agar memberikan sanksi kepada Zimabawe (Mugabe) akibat pemilu yang berjalan tidak demokratis, tuntutan SADC pada KTT di Johannesburg, Agustus 2008, agar Mugabe menyerahkan kekuasaannya kepada oposisi, setidaknya sebagian dari kekuasaannya, dan keputusan Presiden Botswana - Ian Khama yang tidak ikut dalam pertemuan KTT 2008, karena ia tidak bersedia mengakui Mugabe sebagai presiden terpilih dll.
Peranan SADC masih dianggap sangat membantu dalam proses penyelesaian konflik dan krisis di Zimbabwe. Seperti pada Agustus 2010 yang lalu, SADC kembali mengadakan KTT yang memang rutin diadakan setiap tahunnya, bertemu di ibu kota Namibia selama dua hari untuk membicarakan integrasi kawasan itu dan kemajuan politik dan ekonomi di Zimbabwe. Dan dari petemuan tersebut, Kementerian luar negeri Afrika Selatan mengatakan bahwa secara ekonomi, kemajuan sudah mulai terlibat di Zimbabwe dengan kecenderungan pembanguan positif bangkit dari program rehabilitasi ekonomi. Namun secara umum perkembangan Zimbabwe masih jauh tertinggal dibandingkan negara – negara lain di dunia. Hal ini terkait dengan sebuah laporan tahunan PBB (4 November 2010), yang menyatakan Zimbabwe dan beberapa negara sub-Sahara Afrika sebagai negara terburuk, dengan Zimbabwe berada di peringkat terakhir.
Dalam menanggapi kecaman dunia internasional, terutama Negara Barat, dalam pidatonya (Juli 2010), Presiden Robert Mugabe tetap optimis bahwa Zimbabwe akan pulih dengan kecerdasan dan sumberdayanya sendiri. Ia menambahkan negaranya tidak membutuhkan bantuan Barat untuk membangun perekonomian negaranya. 


C.    Usaha yang dilakukan Pemerintah dalam Mengahadapi Masalah Kemiskinan di Zimbabwe
Kita ketahui bahwa Zimbabwe adalah negara dengan tingkat hiperinflasi yang sangat tinggi di dunia yaitu 213 persen. Hal ini diakibatkan oleh defisit Zimbabwe adalah 240% dari GDP mereka. Sehingga pemerintah Zimbabwe mengatasi krisis tersebut dengan terus menerus mencetak uang yang tentu saja meningkatkan beban hutang mereka. Pencetakan uang sangat berlebih ini memicu Dolar Zimbabwe mengalami devaluasi yang besar pula. 
Tentunya keadaan ini sudah pasti akan memicu keadaan hiperinflasi yang luar biasa pada Zimbabwe. Sehingga Zimbabwe terpaksa menghilangkan 12 digit angka dari nilai uangnya untuk mengurangi cost of printing.
Kondisi hiperinflasi ini mengakibatkan nilai mata uang Zimbabwe yaitu dollar zimbabwe tidak laku di pasar karena jumlahnya sangat berlebihan. Karena kondisi inflasi setinggi itu membuat harga barang di pasar akan berkali lipat dua kali setidaknya dalam sehari. Karena kondisi hiperinflasi akan membuat nilai uang sebagai penyimpan nilai dan alat tukar akan sama sekali jatuh sehingga tidak laku sama sekali.
Untuk hal ini, maka pemerintah Zimbabwe perlu mengganti mata uangnya dengan mata uang yang relatif stabil. Dan badan dunia perlu membuat suatu lembaga sejenis African Development Bank, yang gunanya akan memerikan pinjaman pembangunan berbunga rendah bagi sektor pendidikan, pertanian, dan kesehaan. Dan juga perlu dibentuk fasilitator penyuluhan bagi pertanian di Zimbabwe untuk dapat menggunakan teknologi pertanian dan irigasi supaya dapat menekan inflasi dari sisi supply.



D.    Tempat wisata di Zimbabwe

Negara ini diberkati dengan tanah yang subur, kekayaan mineral dan pemandangan yang menakjubkan. Dua sungai utama membentuk perbatasan utara dan selatan. Sungai Zambesi yang besar memotong di sepanjang wilayah utara, sementara Sungai Limpopo membentuk perbatasan selatan dengan Afrika Selatan.
Afrika Selatan adalah negeri yang paling menarik untuk menjalani wisata safari, namun Zimbabwe menawarkan tantangan pengalaman berburu yang lebih otentik. Meski sekarang negeri ini sedang krisis secara politik tetapi negeri ini tetap menawarkan wisata safari yang menakjubkan. Bila Anda bepergian sekarang ini maka Anda minimal harus membayar untuk biaya keamanan Anda sekitar 250 US$ untuk masing-masing pemburu seharinya.
Di dalam bersafari di Zimbabwe Anda tidak sekedar berburu tetapi bisa membunuh sebanyak mungkin binatang yang Anda mau, karena perusahaan wisata safari ini telah membayar biaya setahun bagi binatang-binatang yang akan ditembak. 
Zambesi adalah sungai besar dengan berbagai macam pemandangan dan kegiatan yang menakjubkan, ditambah digabungkan dengan Taman Nasional di sepanjang sungai, benar-benar merupakan sebuah legenda. Pemandian Mana dan Matusadona yang terletak di bawah lembah Great Rift menawarkan pemandangan yang sangat berbeda, belum pegunungan di lembah ini tampak seperti lukisan.

http://4.bp.blogspot.com/_2EzKuwPi0WI/S8ENSEwMbLI/AAAAAAAAAMA/PDP00kyJgt4/s320/Victoria_Falls_Zambezi.jpg
The Victoria Falls atau Mosi-oa-Tunya (the Smoke that Thunders) terletak di sungai Zambesi, di antara negeri Zambiadan Zimbabwe. Untuk ukuran, maka air terjun ini adalah yang terbesar di dunia, sekaligus dengan bentuk yang paling tidak biasa, bahkan memiliki koleksi beragam fauna yang terbanyak yang ada di sebuah area air terjun. 
Mosi-oa-Tunya adalah nama yang biasa dipergunakan penduduk setempat, sementara nama Victoria Falls diberikan oleh orang-orang Eropa di kemudian hari. Air terjun ini memiliki lebar 1.7 kilometer dan ketinggian sebesar 108 meter (360 kaki), membentuk lapisan air terjun terbesar di dunia. 
Bentuk Victoria Falls yang tidak biasa adalah secara virtual dapat memandang keseluruhan luas air terjun, sekaligus dalam ketinggian yang sama, dari jarak terdekat yaitu sejauh 60 meter, karena seluruh air dari Sungai Zambezi jatuh ke jurang yang sempit dan dalam yang dihubungkan ke beberapa jalur sempit berbatu.
Banyak binatang dan burung Afrika dapat dilihat di Victoria Falls, dan keragaman ikan yang kaya dapat Anda saksikan di sungai Zambezi, memberikan pemandangan kehidupan liar dan olahraga memancing sekaligus menikmati pemandangan yang menakjubkan.
Victoria Falls adalah salah satu atraksi turis paling utama di Afrika, dan merupakan UNESCO World Heritage Site. Air terjun ini sebenarnya dimiliki bersama-sama baik oleh negara Zambiaataupun Zimbabwe, dan masing-masing negara memiliki taman nasional untuk menjaganya sekaligus menjadi pusat turisme, yaitu Taman Nasional Mosia-oa-Tunya dan Livingstone di Zambia, dan Taman Nasional Victoria Falls di Zimbabwe.
Tempat-tempat wisata lainnya yang dapat di kunjungi adalah: Danau Kariba dan Matopos National Park. Meski akhir-akhir ini Zimbabwe terus menerus ada dalam pemberitaan yang negatif, tetapi bagi para wisatawan berpengalaman yang biasa berpetualang ke Afrika, mereka tetap memenuhi kamp-kamp safari yang ada. Victoria Falls dan taman-taman nasional di utara sepenuhnya aman dan masih menawarkan kehidupan liat terbaik di Afrika hari ini. Zimbabwe adalah bukti bahwa negara ini juga merupakan konservator terbaik bagi para turis. Zimbabwe bisa dikatakaan sebagai nilai safari terbaik yang ada di Afrika.


A.    Kesimpulan
Zimbabwe tengah menghadapi krisis multidimensi. Walaupun dinyatakan sudah merdeka dari Britania Raya 30 tahun lebih lamanya, faktanya masyarakat Zimbabwe masih belum dapat menikmati berkah kemerdekaan tersebut.  Presiden Robert Gabriel Mugabe yang awalnya diharapkan menjadi tokoh yang akan membawa perubahan Zimbabwe ke arah yang lebih baik, tidak mampu menyelesaikan permasalahan yang ada. Mugabe kemudian malah berbalik menjadi pemimpin diktator yang menindas rakyatnya sendiri, dengan kebijakan – kebijakan serta perilaku korupnya. Pemimpin yang juga telah menjabat selama lebih 3 dekade ini, dipercaya sebagai orang yang harus bertanggung jawab atas kondisi Zimbabwe saat ini. 
Kecaman terhadap pemerintah Zimbabwe yang datang dari kalangan internasional sepertinya belum mampu merubah keadaan yang ada. Zimbabwe menjadi negara yang semakin terpuruk. Terbukti dengan semakin jatuhya perekonomian Zimbabwe, bahkan negara ini disebut sebagai negara dengan tingkat inflasi tertinggi di dunia (bahkan mencapai 2,2 juta %).  Tidak hanya kemiskinan dan kelaparan, pemerintah Zimbabwe juga dianggap gagal dalam menyediakan public goods bagi masyarakatnya.  Pemerintah tidak lagi sebagai penengah konflik yang ada, namun mereka terlibat dalam konflik tersebut. Kondisi seperti ini tentu saja mempengaruhi kebijakan luar negeri Zimbabwe. Secara umum, pasca pemilu 2008 yang memunculkan Mugabe keluar sebagai presiden Zimbabwe, hubungan negara ini dengan negara luar terbilang buruk, akibat kecaman atas pemilu yang dianggap tidak jujur dan demokratis.
B.     Saran
Melihat konflik dan krisis di Zimbabwe yang semakin kompleks, akan sangat sulit dan butuh waktu panjang untuk membawa perubahan Zimbabwe ke arah yang lebih baik. Akar dari permasalahan - permasalahan ini terletak dari perilaku dan kebijakan pemerintah yang berkuasa saat itu.  Pemerintah ikut terlibat di dalam konflik yang ada.
Oleh karena itu, kunci utama untuk memperbaiki keadaan ini adalah dengan membuka diri dan berusaha untuk menata kembali keadaan ekonomi dan politik Zimbabwe yang lebih demokratis, adil dan jujur. Kemunculan pemimpin baru diharapkan mampu membawa perubahan Zimbabwe ke arah yang lebih baik. Setidaknya untuk pemilu ke depan, Morgan Tsvangirai yang saat ini menjabat sebagai Perdana Mentri Zimbabwe diharapkan mampu memberi angin segar membawa perubahan.



DAFTAR PUSTAKA

http://www.amazine.co/21996/11-fakta-informasi-penting-tentang-zimbabwe/
http://jurnalskripsi.com/evaluasi-upaya-mengurangi-kemiskinan-melalui-program-kemitraan-dengan-memanfaatkan-teknologi-informasi-dan-komunikasi-studi-kasus-di-desa-kertosari-kecamatan-pasrujambe-kabupaten-lumajang-propinsi-ja-pdf.htm
http://harysudarmanto.blogspot.com/2010/02/melihat-situs-sejarah-zimbabwe.html
http://putrikarinasciencethreeduablas.blogspot.com/2011/08/tujuh-tempat-wisata-menarik-di-afrika.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar